Mohon tunggu...
Rukhsah Ana Lathifah
Rukhsah Ana Lathifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Program Studi Tadris IPS

a social butterfly girl who dares to try new things especially adventures and loves nature activities and sports. 🏃🏻‍♀🥋🏕

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perkembangan Konsep Diri, Moral, Emosi, Sikap dan Kreativitas

4 November 2024   12:30 Diperbarui: 4 November 2024   12:35 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Menurut kamus Psikologi Self-Consept (konsep-diri) adalah konsep seseorang tentang dirinya sendiri dengan sebuah deskripsi yang menyeluruh dan mendalam yang bisa diberikannya seoptimal mungkin. Konsep diri memainkan peran yang sangat besar dalam menentukan keberhasilan hidup seseorang, karena konsep diri dapat dianalogikan sebagai suatu operating sistem dalam menjalankan komputer.

William H. Fits yang dikutip oleh Hendriati Agustiani, mengemukakan bahwa konsep diri merupakan aspek penting dalam diri seseorang, karena konsep diri seseorang merupakan kerangka acuan (frame of reference) dalam berinteraksi dengan lingkungan. Ia menjelaskan konsep diri secara fenomenologis, dan mengatakan bahwa ketika individu mempersiapkan dirinya, berinteraksi terhadap dirinya, berarti menunjukan suatu kesadaran diri (self-awareness) dan kemampuan untuk keluar dari dirinya sendiri untuk melihat dirinya seperti yang ia lakukan terhadap dunia di luar dirinya.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa konsep diri adalah apa yang dirasakan baik ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian seseorang mengenai dirinya sendiri.

Konsep diri mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan perilaku individu. Individu memandang atau menilai dirinya sendiri akan tampak jelas dari seluruh perilakunya. Hurlock membagi konsep diri menjadi empat bagian, yaitu: konsep diri dasar, konsep diri sementara, konsep diri sosial dan konsep diri ideal. Berikut ini diuraikan jenis-jenis konsep diri tersebut.

  • Konsep Diri Dasar, Konsep diri dasar meliputi persepsi mengenai penampilan, kemampuan dan peran status dalam kehidupan, nilai-nilai, kepercayaan serta aspirasinya.
  • Konsep Diri Sementara, Konsep diri sementara adalah konsep diri yang sifatnya hanya sementara saja dijadikan patokan.
  • Konsep Diri Sosial, Konsep diri sosial timbul berdasarkan cara seseorang mempercayai persepsi orang lain tentang dirinya, jadi tergantung kepada sikap dan perbuatan orang lain pada dirinya.
  • Konsep Diri Ideal, Konsep diri ideal terbentuk dari persepsi dan keyakinan remaja tentang dirinya yang diharapkan, atau yang ingin dan seharusnya dimilikinya.

Epstein, Brim, Blyth, dan Treager mengemukakan aspek-aspek Konsep diri meliputi: aspek fisik (materi dan bentuk tubuh), aspek sosial, aspek emosi, aspek moral, dan aspek kognitif.

  • Konsep diri yang menyangkut materi, Mudjiran, dkk menjelaskan bahwa konsep diri yang menyangkut materi yaitu pendapat seseorang tentang segala sesuatu yang dimilikinya yang menyangkut harta benda maupun bentuk tubuh.
  • Konsep diri yang menyangkut emosi, Burns mengemukakan bahwa perubahan emosional yang mempunyai konsekuensi terhadap perubahan filosofis juga dapat mempengaruhi konsep diri. Ekspresi emosi yang terang-terangan memberi kesan bahwa individu tidak mampu mengendalikan emosinya sendiri.
  • Konsep diri yang menyangkut moral, Konsep diri yang menyangkut moral adalah pandangan seseorang bahwa dirinya jujur, bersih, penyayang, dan taat beragama.
  • Konsep diri yang menyangkut kognitif, Elide Prayitno menjelaskan bahwa konsep diri yang menyangkut kognitif adalah pendapat seseorang tentang kecerdasan, baik dalam memecahkan masalah maupun prestasi akademis.

Menurut Calhoun dan Acocella, ketika lahir manusia tidak memiliki konsep diri, pengetahuan tentang diri sendiri,dan penilaian pada diri sendiri. Artinya individu tidak sadar dia adalah bagian yang tidak terpisahkan dari lingkungan. Sensasi yang dirasakan oleh anak pada waktu masih bayi tidak disadari sebagai suatu yang dihasilkan dari interaksi antara dua factor yang masing-masing berdiri sendiri,yaitu lingkungan dan dirinya sendiri, yaitu lingkungan dan dirinya sendiri.

Individu yang memiliki konsep diri positif adalah individu yang benar-benar tahu tentang dirinya dapat memahami dan menerima sejumlah fakta yang bermacam-macam tentang dirinya sendiri, evaluasi terhadap dirinya sendiri menjadi positif dan dapat menerima keberadaan orang lain. Individu yang memiliki konsep diri positif, akan merancang tujuan-tujuan yang sesuai dengan realitas, yaitu tujuan yang memiliki kemungkinan besar untuk dapat dicapai, mampu menghadapi kehidupan di depannya serta menganggap bahwa hidup adalah suatu proses penemuan.

Menurut Suherman (Joni, 2015) Pola Asuh Orang Tua dibagi menjadi tiga bentuk, yaitu sebagai berikut:

  • Pola Asuh Otoriter.
  • Pola Asuh Demokratis
  • Pola Asuh Membiarkan atau Permisif.

Emosi adalah perasaan yang ada dalam diri individu. Emosi dapat berupa perasaan senang atau tidak senang, perasaan baik atau buruk. Emosi juga Goleman menyatakan bahwa "emosi merujuk pada suatu perasaan atau pikiran-pikiran khasnya, suatu keadaan biologis dan psikologis serangkaian kecenderungan untuk bertindak (Goleman, 1995).

Perkembangan emosi adalah peningkatan kemampuan untuk mengelola dan mengekspresikan emosi, baik emosi positif maupun negatif. Emosi sendiri adalah perasaan yang dialami individu ketika dihadapkan pada situasi dan kondisi tertentu. Kata emosi berasal dari bahasa Inggris, yaitu emotion, yang bermakna perasaan hati.

Dilansir dari Rasmussen University, terdapat tahapan krusial perkembangan emosional, yaitu beberapa tahapan mengenali emosi, mengekspresikan emosi, mengendalikan emosi.

  • Bayi Baru Lahir - Usia 1 Tahun: Tahap Mengenali Emosi
  • Usia 2-3 Tahun: Tahap Mengekspresikan Emosi
  • Di usia 2 hingga 3 tahun,
  • Tahap 3-5 Tahun: Tahap Mengendalikan Emosi
  • Tahap Emosi anak usia 6-12 tahun 
  • Usia anak usia 12 tahun ke atas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun