Mohon tunggu...
Hendra Sihombing
Hendra Sihombing Mohon Tunggu... -

Seorang mahasiswa Rantau yang sering bergerak dalam kegiatan anak-anak, dan sekarang lagi belajar untuk menjadi penulis yang kreatif. IG OM_HOMBING

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kalau Sayang, Gak Ngelarang-ngelarang?

25 Oktober 2017   16:08 Diperbarui: 25 Oktober 2017   16:21 1162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

eh itu judul apaan dah, gw gak ngerti hahaha.

Gimana sih menurut kalian apakah sayang itu selalu berkaitan dengan larangan? sering kali orang yang menjalin hubungan dengan lawan jenis, mengalami cekcok hanya karena pasangannya kebanyakan ngelarang.

Ngelarang pergi keluar sama teman-teman, ngelarang main futsal, ngelarang main Mobile Legend,ngelarang makan sebelum diingetin hahaha. Kalau dalam Bahasa kerennya sering dikenala possessive. possessiveitu baik gak sih? sebenernya baik, cuma kalau over jadi gak baik. 

pasangan yang sehat adalah pasangan yang tahu menempatkan diri, maksudnya? iya lu harus tempatkan pasangan lu itu sebagai seseorang yang dewasa bukan seorang anak kecil yang apa-apa dilarang. Terus gimana cara mengantisipasinya? sederhan aja sih, coba ajak diskusi aja.

contoh ya, misal lu punya cowo dan cowo lu ini hobbie banget main game jangan pernah larang dia untuk main game karena itu hanya akan menimbulkan amarah yang sangat besar, triknya adalah minta waktunya kemudian coba ajak dia mendiskusikan sesuatu yang baru aja lu alami hari ini dan minta pendapatnya mengenai hal  itu.

Tapi kalau dia gak mau tahu sama sekali, ya itu artinya dia gak siap untuk pacaran atau menjalin hubungan, karena menjalin hubungan itu bicara tentang sacrifice (Pengorbanan)

sederhana sebenernya untuk melihat sayang atau tidak, ya pertama gak suka ngelarang-ngelarang apa lagi sampai sesuatu yang ekstrim, kemudian tahu menempatkan diri yakni tidak terlalu mengikat sebab pasangan kita harus punya waktu buat orang-ornag lain, bukan buat lu doing, menempatkan pasangan sebagai seseorang yang dewasa dengan cara mengajak diskusi mengenai hal-hal yang sederahana sampai urusana Negara.

Jadi gw setuju banget kalau sayang itu gak ngelarang-ngelarang, memberikan pertimbangan boleh. ya gak?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun