[caption id="" align="aligncenter" width="600" caption="Tsunami Jepang 2011"][/caption]
Sepulang dari menghadiri "Kompasiana nangkring di jogja dan lomba menulis bersama Axioo" yang bertempat di JEC saya langsung menyalakan TV dan alhasil saya mendengarkan berita duka untuk Bumi ini yang sebelumnya saya tidak tahu kalau akan adanya berita duka tersebut. Yaitu Melihat beritaAdanya bencana gempa di jepang yang sontak membuatku kaget dan panas dingin dibuatnya, bagaimana tidak gempa yang katanya merupakan gempa terbesar semenjak 140 tahun terakhir ini menimbulkan Tsunami seperti yang pernah terjadi di Indonesia (Aceh dan Mentawai) yang tentunya memakan korban yang cukup banyak dan memporak-porandakan tanpa pandang pangkat,jabatan, tua maupun muda semua di lahap habis hingga menyisakan puing-puing kehancuran dan melumpuhkan berbagai aktifitas. The King of Tempe kabarmu kini..? Meskipun julukan ini hanya gurauan teman-teman sejawatnya, rasanya memang tak ada yang salah. Kini kapasitas produksi Rustono setiap lima hari bisa mencapai 16.000 bungkus tempe dengan kemasan 200 gram. Untuk mendukung produksi, dia mengadakan kontrak kerja sama dengan petani kedelai di Nagahama, kawasan Shiga. Memang usahanya berawal dari skala kecil dengan pemasaran dari pintu ke pintu. Rumah produksi dia bangun sendiri tanpa tukang bangunan dan tanpa pemikiran arsitektural, tetapi hanya dengan intuisi yang mirip intuisi seniman. Dan dari usaha rumahan itu sekarang Rustono mencapai taraf pembangunan pabrik tempe di kawasan pinggir hutan yang bermata air, di atas lahan 1.000 meter persegi. [caption id="" align="alignright" width="300" caption="mas Rustono bersama Istri "][/caption]
Di Jepang sudah banyak buku mengupas tentang tempe. Di antaranya yang terkenal adalah The Book of Tempeh, tulisan William Shurtleft dan Akiko Aoujaga. Buku besar ini lengkap dengan uraian dan ilustrasi menarik tentang pembuatan dan manfaat tempe dengan latar belakang budaya Indonesia, terutama Jawa. Ada juga buku terbitan Asosiasi Tempe di Jepang yang dikelola para profesor dan ahli gizi. Asosiasi ini mengadakan penelitian dan setiap tahun mengadakan seminar tentang tempe. Salah satu kajiannya adalah kandungan gizi tempe tak kalah dari daging sapi. Mereka memperkenalkan tempe dengan semboyan "Makanan enak belum tentu menyehatkan, makanan tidak enak bisa menyehatkan. Tetapi, makanan enak dan menyehatkan adalah tempe!" Terberitakan pula sebuah perusahaan kosmetik memproduksi bahan kecantikan dengan jamur hasil fermentasi tempe ke dalam kapsul yang konon bisa menghaluskan kulit. Soal hak paten yang pernah jadi pergunjingan di negara kita bahwa tempe diklaim Jepang, Rustono menjelaskan, "Ah, itu kesalahpahaman. Bagaimana kita mematenkan tempe yang semua orang sampai di Amerika pun tahu tempe adalah makanan asli Indonesia. Apakah Jepang juga akan mematenkan sashimi atau sushi? Mereka hanya mematenkan olahan burgernya, bukan tempenya." Itulah sekilas tentang pengusaha tempe asal Indonesia yang berhasil di jepang dan cukup membuat terkenal bangsa Indonesia di negeri Sakura itu. Adanya gempa di jepang yang menimbulkan Tsunami kemarin membuat saya bertanya-tanya akan keselamatan mas Rustono dan teman-teman sebangsa dan setanah air Indonesia di sana, Apa kabar kalian..? Semoga baik-baik saja dan keselamatan selalu menyertai kalian disana. Amin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H