Mohon tunggu...
Urang Tebidah
Urang Tebidah Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

maka berlalulah semua itu

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dunia Ini Bukan Surga...Dunia Ini Tempat Maksiat!

3 Januari 2011   00:12 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:01 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Dulu, dunia dipimpin oleh orang-orang bijakNamun kebijakan begitu bawel dan memuakkan
Keseriusan mereka tanda keudzuran kata orang bodohHidup memang adalah permainan
tapi mereka begitu khusuk memainkanpermainan itu harus dimainkan asal-asalanbarulah dapat disebut permainanpermainan dengan peraturan itu bukan permainantanpa entah apa itu namanya!
Orang bijak itu sungguh menganggu Memasang papan-papan peringatan dijurang “jangan terjun!” bunyinya Melarang permainan tipu-tipuan Menghentikan asyik masyuknya kemaksiatan Melarang perempuan telanjang sekalipun tidak bulat-bulat Memecat pejabat-pejabat korup Menarik uang haram lalu membagikannya ke rakyat Apa-apaan ini! Dunia ini bukan surgaDunia ini tempat maksiat! Hidup cuma sekali Hidup cuma maksiat! Dari mulut pemimpin bijak itu mengalir kata-kata
Yang bunyinya : Tidak boleh begini tidak boleh begitu Harus begini harus begitu Ini disini itu disitu
Kalo begini nanti begitu Sok pintar sok suci sok tau sok alim! Itu mereka! Maka orang meninggalkan manusia-manusia bijak Bila mereka tidak bisa meninggalkannya Karena selalu menguntit penguasa dari belakang Mereka akan membunuhnya atau membuangnya kesumur Merekapun dulu membunuh para Nabi dan alim Setelah kebijakan kehilangan komando Tampil orang pandai akal-akalan mereka mampu menalarkan syahwat menjadi dahsyat hilangkan rasa bersalah mensucikan tabu-tabu menzinahkan pernikahan lalu menikahkan perzinahan mensemerawutkan benang merah dan putih lalu meng-abu-abukan segala warna yang ada mementingkan hal-hal sepele Dan menyepelekan hal-hal penting Membalik otak ditelapak kaki Dan sepasang kaki jadi kuping, kelincipun juga begitu kata mereka Jadi wajar saja Namun akrobat orang pandai akal-akalan terlalu rumit dan melelahkan Tidak adakah sesuatu yang lebih sederhana? Lebih dangkal?

Maka tampillah badut-badut ditiap singsana raja bumi Mereka gila dapat menertawakan apa saja
Bahkan mereka menertawakan dirinya sendiri Menertawakan pembunuhan massal
Dalam dunia badut, darah, nanah, dan bangkai manusia adalah tontonan dan hiburan yang laku dijual Penguasa badut meluncurkan missil-missil canda tawa Yang tidak sengaja diterjunkan keatap-atap penduduk, Agar nyawa mereka menjadi begitu liberal hingga bebas lepas dari tubuhnya
Bom atom dan radiasi sipil mutant wujud parodi kemanusiaan Dicobakan ke orang Jepang untuk iseng-iseng, “oh jadi begitu hasilnya!” Gimana kalo kita jatuhkan nuklir dinegerinya ummat muslim?
Kill billion save a thousand!Begitulah kata badut dan pengikutnyabila bangkainya terlalu banyakbadut akan menyederhanakannyadengan menghadirkannya sebagai angka-angka statistikmelihat itu seluruh dunia akan tertawa“hebat kau badut!Ada-ada saja idemu dut, salut kami dut sama kamu dut!”lalu badut merampasi rakyatnyaBila banyak kemiskinan dan rakyat curigai badutMaka badut akan bilang“tertawakanlah kemalasanmu, belajarlah berpikir positif” Ketika badut membunuh anak-anak, mereka akan berkata “coba jawab, badut mana yang tidak suka anak-anak?”
badut memenangkan pilihan umum seluruh dunia badut ramah, badut jahat, badut perang, badut damai semua badut jadi kandidat dan hanya badut yang menang ketika badut memimpin badut akan memanggil moral dan etika ketengah kota lalu memasungnya dialun-alun istana badut raya jaya merdeka dan memampangnya didepan publik dengan papan yang bertuliskan “matinya dongeng lama;kematian si kakek tua;kematian setan berkepala delapan” lalu menulis buku “Sebuah biografi dan kesaksian badut atas matinya moral dan etika”sebuah ulasan parodikal tentang matinya moral dan etika dengan kepala moral dan etika sebagai cover buku, badut juga menaikan derajat wanita dengan menelanjanginya lalu menjajakannya diruang publik dan pasar-pasar “kebaikan itu diindikasikan oleh potensi kapital” begitu alibinya “ketika pelecehan menuai kapital maka pelecehan itu baik” “namun ketika pemberantasan korupsi justru menyebabkan capital flight Dengan mudah itu bisa terindikasi dengan hal yang buruk” Itulah dasar-dasar pertimbangan negeri badut
dan semua orang harus senang, semua orang harus tertawa yang miskin juga disarankan tertawa
“orang bisa miskin karena terlalu berpikiran negatif Karena itu tertawalah dan berpikir positif” begitu kata badut Tapi semua era akan musnah, era badutpun kelak tenggelam yang benar akan menang pada akhirnya era badut hanyalah sebuah mimpi buruk singkat
yang terasa begitu lama dan menyiksa kelak akan ada banyak penyesalan tapi ada kaum yang berlapang dada bangga dan bahagia membela kebenaran dalam sempit dan lapangnya perjuangan tersebut mereka berada disisinya ketika kebenaran diperolokkan dan tetap disana ketika kebenaran kembali berkuasa lihatlah keluar, perhatikan ada senja yang siap tenggelam tepat diwajah para tiran
hingga wajah mereka melepuh dan terbakar dan kelak akan muncul darinya fajar bagi mereka yang membaca semua telah selesai… semua telah ditulis….
bagi mereka yang membaca…….

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun