Mohon tunggu...
Urang Tebidah
Urang Tebidah Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

maka berlalulah semua itu

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Di Sintang Bensin Langka, Pihak SPBU Main harga.

18 Februari 2011   04:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:30 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="alignleft" width="450" caption="Ngantri lagi Yok..."][/caption] Saat bensin langka tidak menjadi pemandangan yang aneh ketika banyak bermunculan pengantri-pengantri musiman yang memanfaatkan situasi tersebut untuk mengais rezeki dengan meraup keuntungan yang lumayan besar dari keadaan tersebut, berbagai carapun dilakukan termasuk memberikan bahasa sananya "Sopoi" atau yang lebih dikenal di masyarakat Indonesia dengan "Uang Pelicin" kepada petugas SPBU agar bisa mendapatkan BBM dengan Mudah dan lebih banyak dari jatah yang di tetapkan oleh pihak Pertamina.

Menurut informasi yang saya dapat dari orang tua saya disana yang saya hubungi Via telepon, mengatakan bahwa jatah dari PERTAMINA untuk kendaraan Roda dua 2 liter dan Mobil 15 liter, Nah hal tersebutlah yang di manfaatkan oleh berbagai pihak termasuk pihak SPBU sendiri untuk bermain dengan harga. seperti yang di temukan oleh LSM Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) mengenai adanya SPBU yang menjual harga premium di atasHET itu sudah berlangsung sangat lama. Seperti halnya teori orang berdagang pada umumnya (di pasar Ikan) "semakin banyak permintaan dan barang tersebut langka, maka untuk bermain harga sangat mudah sekali ". Tetapi politik dagang seperti itu tentunya tidak berlaku bagi SPBU yang masih di bawah  pengawasan pihak Pertamina dan Pemerintah karena SPBU di dirikan dan di keluarkan izinnya dari ke 2 instansi tersebut.

Memang harus ada pemecahan masalah/ pengawasan untuk hal tersebut diatas karena yang terjadi di lapangan pihak SPBU dan Pengantri musiman memanfaatkan kondisi ini untuk memperkaya diri. (BS)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun