Mohon tunggu...
Urang Tebidah
Urang Tebidah Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

maka berlalulah semua itu

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Aku Diajarkan Menebang Pohon Sejak Kecil, Aku Rindu Itu..?

15 Februari 2011   08:56 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:35 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Maaf Pohon Aku tebang kamu hanya Untuk bahan Membuat rumahku saja, Bukan seperti para cukong kayu.

[caption id="" align="alignnone" width="500" caption="Maaf Pohon Aku tebang kamu hanya Untuk bahan Membuat rumahku saja, Bukan seperti para cukong kayu."][/caption]

Bagi kebanyakan Orang Menebang Pohon adalah suatu perbuatan yang merusak . dan menjadi perbuatan yang berdosa untuk saat ini, Ya..Untuk saat ini (Dulu koq gak tanggap)  karena menebang satu pohon mengurangi jatah Oksigen untuk 2 orang manusia (Kota), menurut data yang ada setiap satu pohon itu menghasilkan 1,2 Kg Oksigen perhari dan Manusia membutuhkan 0,5 Kg Oksigen perhari, maka beruntunglah orang yang tinggal di tempat masih banyak pepohonannya seperti saya...hehe.

okelah diatas hanya sebuah pengantar untuk menggiring kita  untuk lebih jauh yang berkaitan dengan judul agar tidak di bilang "Isinya lain daripada Judul " . Judul "Aku Diajarkan Menebang Pohon Sejak kecil" bukanlah sebuah judul yang harus kita telan mentah-mentah atau langsung menjustice bahwa saya/bapak saya adalah perusak Hutan atau yang lain sebagainya. Tapi sebuah judul tentang kerinduan dengan berbagai kenangan masa kecil (SD) yang tak terlupakan dan kebutuhan akan sandang dan pangan.

Aku di ajarkan menebang Pohon sejak kecil, Aku Rindu Itu?

Ya..Karena Sedari kecil saya sudah terbiasa melihat bapak saya menebang Pohon dan berteriak senang ketika Pohon-pohon itu Tumbang, tapi kesenangan itu bukanlah suatu kebangaan akan pohon yang di tebang tetapi Senang akan pekerjaan bapak saya sudah sedikit Mudah dan tidak terlalu beresiko tinggi, Karena posisi Pohon sudah tidak berdiri lagi sehingga tinggal proses selanjutnya saja dan tidak beresiko tinggi bagi keselamatan bapak saya. Namun Pohon-pohon itu bukanlah untuk di Jual kembali kepada para cukong kayu dari luar maupun dalam negeri melainkan hanya di gunakan untuk keperluan sendiri (keluarga) untuk membangun rumah di kebun atau di kampung dan juga memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari kalau sudah masuk musim penghujan, karena mayoritas penduduk di tempat saya adalah petani karet dan ketika musim penghujan tiba maka orang-orang di sana tidak mempunyai pekerjaan lain untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari karena kalau musim penghujan air tetesan dari karet/ getah karet tidak beku karena bercampur dengan air hujan. Sedangkan berladang di tempat saya hanyalah sebuah pekerjaan sampingan setelah kembali dari Menoreh karet/menyadap karet.

Sedikit menyimpulkan tentang tulisan saya diatas bahwa saya di ajarkan untuk menebang pohon bukan untuk memperkaya diri tapi hanya untuk bertahan hidup demi memenuhi kebutuhan hidup yang semakin hari semakin tinggi dan hal tersebut juga di lakukan ketika Pohon itu banyak dan itu milik kita sendiri bukan hutan adat/ hutan lindung, Jadi untuk teman-teman yang tinggal di Kota-kota besar sangat tidak di sarankan sekali untuk menebang pohon seperti yang saya dan Bapak lakukan karena takut banyak yang sesak napas...hehehe..Piss

Salam hangat dari anak pedalaman kalimantan...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun