Mohon tunggu...
Urang Tebidah
Urang Tebidah Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

maka berlalulah semua itu

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Islam bukan Arab: Islam Bagus, Arab Biasa Saja!?

22 Februari 2011   10:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:22 1166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anak kecil ditanya, "Nabi Muhammad SAW orang mana?"

jawabnya, "orang Arab."

"Klo Nabi Isa AS orang mana?"

"orang Arab.."

weleh-weleh.... salah siapa? yang jelas tetap salah. Di abad ini makin kental aja bahwa Islam adalah identik dengan Arab, bahkan Islam dianggap Arab itu sendiri. klo bicara soal Islam pasti bayangan orang Indonesia pada umumnya adalah tentang sesuatu yang berbahasa Arab, berupa tulisan Arab, atau bentuk-bentuk kurva semacam kubah masjid.

Nabi Isa AS adalah seorang pemuda Yahudi, bukan orang Arab. 25 Nabi dan Rasul dalam Islam hanya Nabi Muhammad-lah yang merupakan orang Arab. Tapi begitulah pikiran orang sekarang, sampai-sampai Nabi Ibrahim AS aja diakui sebagai orang Arab, padahal beliau adalah cikal-bakal bangsa-bangsa semit: Arab, Yahudi, dll. Jadi belum bisa dianggap orang Arab. Ulama yang tahu pasti bisa menjawab pertanyaan tadi dengan tepat, tapi anak2 TPA, anak2 kecil bahkan remaja SMP-SMA banyak yang masih salah sangka. Apakah ini aman?

Bingung mulai dari mana... mari kita tengok sejarah. Belanda, waktu menjajah kita, menyadari bahwa agama Islam merupakan satu faktor terkuat yang mempengaruhi semangat perlawanan rakyat kita. berulangkali rakyat melawan kebijakan pemerintah kolonial Belanda karena tidak sesuai dengan agama Islam. untuk itulah Belanda mengutus Snouck Hurgronye yang telah tinggal di Makkah selama 17 tahun untuk menyamar menjadi mubaligh, di Aceh. Ia merusak tatanan Aceh dari dalam. Sementara di Jawa, Belanda melihat bahwa orang Jawa menganggap Islam identik dengan Arab, sejak jaman walisongo. Makanya politik Belanda adalah dengan mendatangkan kaum Arab sekuler (tidak menjalankan agama). orang2 Arab ini menjadi rentenir, dan menjalankan bisnis tidak halal serta berperilaku buruk di masyarakat sehingga masyarakat mulai kehilangan kepercayaan mereka pada agama Islam. Dengan lemahnya keyakinan, memudahkan Belanda melakukan demoralisasi lebih lanjut dengan memperkenalkan minuman keras, tempat2 hiburan, dan aneka hiburan mesum yang dimasyarakatkan. akhirnya masyarakat menjadi individualis dan tak lagi mengikuti kaum bangsawan yang juga telah dicocok hidungnya oleh Belanda. inilah dalah satu rincian Devide et Impera.

Coba kita lihat kembali Islam.. Islam memang lahir di Arab, namun peninggalan Islam terbesar yang berbau Arab sebenarnya hanyalah Al Quran dan Al Hadist. selain itu merupakan hasil perkembangan budaya yang menjauh dari Arab. Pada dasarnya Arab tetap negeri gersang, minim sumberdaya (kecuali minyak), dan minim peradaban. ah masa iya?

Kubah masjid, sebagai contoh, adalah hasil akulturasi dengan peradaban Romawi dan Byzantium, bukan khas Arab. Menara Masjid meniru arsitektur Persia. Demikian dengan peradaban gemilangnya Islam, ternyata tidak diprakarsai oleh orang Arab. kemajuan Islam nampak mulai masa Dinasty Bani Umayyah yang berpusat di Syiria, bukan Madinah. Dimulai dengan penulisan naskah Al Quran dengan tanda baca yang memudahkan orang non-arab membacanya. Madinah dan Makkah tetap menjadi kota untuk berdoa (worship center) saja. Pemikir besar dan ilmuwan muslim pun kebanyakan bukan orang Arab melainkan orang Persia dan Turki yang mempunyai tradisi keilmuan sejak jaman Babylonia. Pahlawan besar Islam setelah masa Khulafaur Rasyidin (4 sahabat), pun berasal dari etnis mesir, turki, byzantium, persia, bahkan Mongol.

Islam mengalami masa kejayaan bukan di tangan orang Arab, tapi Turki. Apa yang orang Arab lakukan? Pangeran Saud justru mengkhianati khilafah dengan memisahkan diri dari kekhilafahan Turki dan mendirikan negara sendiri, Saudi Arabiyya (artinya tanah Arab milik si Saud, klo yang bikin aku mungkin namanya jadi Wisny Arabiyya).

Oke, jadi jangan samakan Islam dengan Arab. Islam ibarat obat yang diturunkan ditengah penyakit. pada waktu itu bangsa Arab memang merupakan sejelek-jeleknya bangsa, barbar, mengubur hidup2 anak sendiri, dan sifat barbar itu masih nampak hingga sekarang. jadi pendeknya, manusia Arab aslinya barbar, tapi Islam (bila diamalkan) menjadikan mereka baik dan maju. Bila kita pakai teori warisan (heritage theory), maka jadi masuk akal kenapa Islam berjaya di bidang pengetahuan oleh orang Persia dan Turki. Bahkan kerajaan Mughal di India Utara menjadi hebat karena dipimpin oleh anak keturunan Kubilai Khan, trah penguasa besar. Islam di Jawa besar karena diawali oleh Raden Fatah, putra raja Majapahit Prabu Brawijaya V, trah penguasa lagi kan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun