Mohon tunggu...
Disky Ananta
Disky Ananta Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

enjoy the process and keep breathing

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tren Entrepreneur Akibat Modernitas Baru

4 Desember 2023   17:22 Diperbarui: 7 Desember 2023   07:44 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Manusia merupakan individu yang bebas melakukan mobilitas kemana saja sesuai dengan keinginannya. Setiap individu bisa melakukan mobilitas dengan jarak yang jauh, baik dalam negeri maupun luar negeri. Dalam waktu yang singkat, individu bisa berpergian kemana pun sesuai dengan keinginannya. Semua ini bisa dilakukan karena arus perubahan yang cepat sehingga memaksa seseorang untuk melakukan mobilitas dengan bebas untuk mencapai kepentingan serta keuntungan. Pada era digital, banyak anak muda yang tidak ingin menjadi "budak korporat" dengan berbagai tekanan dan aturan. Salah satu tren kerja anak muda adalah menjadi seorang entrepreneur, membuka usaha sendiri tanpa tekanan dari atasan. Pergeseran modernitas yang begitu cepat seakan membuka segala macam peluang bisnis, tidak terpaku hanya pada satu industri saja. E-commerce bisa menjadi salah satu contoh dari perubahan tersebut. Beberapa waktu yang lalu saya mencoba membangun usaha berbasis digital di salah satu website online yang menjual marchendise berupa baju, hoodie, mug, dan masih banyak lagi. Jika hanya melihat sekilas maka kita berpikir bahwa bekerja di dunia digital tidak seberat bekerja di dalam satu perusahaan atau industry. Namun ketidakpastian terus menghantui, kita harus bisa mencari peluang sebanyak-banyaknya agar mendapatkan keuntungan. Berbeda dengan bekerja di perusahaan yang setiap bulannya mendapatkan penghasilan tetap. Zygmunt Bauman dalam teori liquid modernity menjelaskan bahwa modernitas saat ini tujuannya untuk sesuatu yang bersifat sementara. Pada modernitas saat ini, setiap orang akan berusaha mengambil keuntungan dari perubahan yang begitu cepat. Ketika individu tidak bisa bermobilitas dan mengambil keuntungan itu maka individu akan stagnan.  

Dalam buku Liquid Modernity, Zygmunt Bauman menjelaskan bahwa modernitas itu mempunyai banyak arti, kedatangannya serta kemajuannya juga bisa ditelusuri menggunakan banyak penanda yang berbeda. Namun terdapat satu ciri yang menonjol dari kehidupan modern dan lingkungan modern, yaitu perubahan hubungan ruang dan waktu. Pada zaman pra-modern, orang tidak terlalu memikirakan ruang dan waktu karena pemikiran tersebut tidak diperlukan dalam kehidupan. Waktu mulai dilihat sebagai sesuatu yang bisa dikendalikan dan dimanipulasi. Siapa pun yang mampu melakukan perjalanan lebih cepat dapat mengklaim lebih banyak wilayah. Dalam modernitas cair, dominasi terdiri dari kemampuan seseorang untuk melarikan diri, melepaskan diri, untuk berada di tempat lain. Adanya perang ruang yang tidak seimbang antara kaum elit yang memiliki akses dengan kaum orang miskin. Pemenang dalam "perang ruang" hidup dalam waktu karena mampu menjangkau ruang sedangkan yang kalah hidup dalam ruang karena tidak mampu menjangkau waktu. Ketidakpuasan kaum elit dalam bidang ekonomi bergesar pada bidang informasi, teknologi, serta lainnya membuat modernitas baru. Padahal modernitas cair menimbulkan ketidakpastian baru dan juga menimbulkan konsumerisme di masyarakat. Sejarah kapitalisme (pabrik atau industry) setidaknya memberikan kepastian pada masyarakat, memiliki pekerjaan seumur hidup, mereka tau dimana mereka berada. Berbanding terbalik dengan modernitas cair yang memiliki kontrak jangka pendek bahkan tidak memiliki kontrak, tidak memiliki kepastian, serta harus berpindah-pindah (yang belum tentu mendapatkan keuntungan). Kapitalisme di modernitas cair lebih kreatif dan ekslusif, yang tanpa disadari kita selalu mengonsumsi produk-produk tersebut. Ketika kita mengonsumsi produk tersebut maka kita akan terlihat lebih baik dan maju di kalangan masyarakat. Jika kita lebih mementingkan keinginan daripada kebutuhan maka kita telah di hipnotis oleh modernitas itu sendiri.  

Zygmunt Bauman lahir di Polandia pada tannggal 19 November 1925. Bauman merupakan seorang sosiolog yang lahir dari keluarga Yahudi. Pada tahun 1939, Bauman melarikan diri ke Uni Soviet saat Jerman menginvasi Polandia kemudia kembali ke Polandia pada tahun 1950-ann. Bauman menempuh pendidikan di Universitas Warsawa, di mana ia kemudian mendapatkan gelar profesor. Ia dipecat dari jabatannya karena diketahui menyimpan identitas ayahnya yang penganut Zionisme. Bauman kemudian meninggalkan Polandia dan pindah ke Leeds dan mendapatkan kewarganegaraan Inggris.

Penulis:                Disky Ananta

Bauman, Zygmunt. Liquid Modernity. 1999.

Nova, Ketut Agus. "Holocaust, Rasionalisasi, Konsekuensi Modernitas Dan Kelahiran Modernitas 'Cair' (Memahami Teori Liquid Modernity Zygmunt Bauman)."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun