Mohon tunggu...
Asep Sutisna
Asep Sutisna Mohon Tunggu... profesional -

Saya lahir di pesisir selatan Jawa Barat, di sebuah kampung yang jauh sekali dari kota, sejak kecil saya berkeinginan untuk menjadi Petani beras, karena hanya beraslah yang saat itu menjadi tumpuan kampungku, saat ini saya sedang berada di afrika utara untuk mecari pengalaman bagaimana menanam yang baik dan benar, heheh... selanjutnya tonton saja chanel TV saya di www.youtube.com/kilometer06

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Detik-detik Terakhir Khaddafi Adalah Mimpi Buruk Kita

20 Oktober 2011   23:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:42 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Awalnya saya tidak akan ikut dalam euporia media yang sejak siang tadi tidak henti-hentinya memberitakan tewasnya Khaddafi, "biarlah.." dalam hati saya, toh sebuah proses menuju demokrasi suatu bangsa tentu tidak luput dari korban dan tumpahan darah, dan tentunya lybia sedang membayar arti merdeka yang selama ini mereka cari. Nisrine, teman kerja di kantor sempat mengucapkan selamat kepada saya, "mabrouk asep.. mabrouk.." saya jawab "selamat untuk apa nisrine?", "heheh.. selamat untuk tewasnya kaddafi" jawabnya sambil tertawa kecil, "ya Allah" saya bilang, "mengapa kita tertawa atas kematian orang lain, lebih baik kita ucapkan "inalillahi wa ina ilaihi rajiun" biarlah sang diktator kembali kepada pengadilan abadi disana", dengan tidak mau kalah nisrine menjawab "andai kaddafi ada dekat saya tentu sudah saya bunuh juga, karena dia telah begitu banyak mengorbankan rakyatnya untuk kekuasaanya". Itulah salah satu obrolan saya, sambil menonton TV menyaksikan detik-detik tewasnya kaddafi, simpang siur memang kisahnya, apakah terbunuh ditempat atau meninggal ketika dilarikan ke rumah sakit, padahal harapan saya, dia tertangkap hidup-hidup dan dihadapkan kepada pengadilan dunia, lalu dipenjara  agar dapat menyaksikan bagaimana masa depan libya tanpa mengikuti panduan buku hijaunya. Walau pada akhirnya memang kaddafi harus lebih dulu menghadap panggilan akhirat dan mempertanggungjawabkan semua yang telah diperbuatnya, dengan hanya meninggalkan warisan puing-puing perang dan negara yang terpecah belah antara yang pro dan kontra, adapun bagi kita, usahlah terlalu sibuk memikirkan apa yang akan terjadi untuk lybia sepeninggal Kaddafi, enggak perlu pusing dengan kemungkinan perang saudara, kemungkinan harga minyak melonjak dan lain-lain, lebih baik detik-detik kematian kaddafi jadikanlah mimpi buruk kita, tentunya jika kita saat ini seorang pemimpin yang sudah memiliki niat buruk terhadap rakyatnya. inilah detik-detik terakhir kaddafi yang saya himpun dari chanel assomood:

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun