DI masa pandemi ini banyak sekali , yang beralih dari pekerja buruh pabrik atau swasta yang diberhentikan karena masalah perusahaan yang mengalami krisis, mereka berduyung-duyun memutar otak. ya, jalan satu-satunya adalah dengan mengembangkan bisnis , berjualan atau UMKM , beragam produk menjamur seperti makanan, pakaian atau bahkan jasa-jasa yang dipasarkan baik secara online ataupun ofline.
saya termasuk didalamnya, saya memasarkan barang juga melalui online, tapi bukan semuanya berjalan mulus, pasi banyak sekali rintangan yang dihadapi seperti susahnya terjualnya produk dan promosi yang kurang begitu gencar, ya karena biaya promosi tidak ada dalam modal. modal yang pas-pasan memaksa untuk menjual dengan apa adanya. tapi hal itu jangan sampai memadamkan semangat untuk mencari rejeki.
kadang kali aku mulai berpikir, bagaimana UMKM dengan modal yang kecil, bisa melawan bisnis besar seperti toko retail, ya tidak dipungkiri kini toko retail banyak menjamur, dari kota ataupun desa terpencil. sebagian masyarakat mulai beralih untuk menjajakan uang mereka di toko retail, karena alasan kemudahan dan barang yang disediakan lebih banyak walaupun harga berbanding lebih tinggi daari pada pasar tradisional. bukan hanya itu, kini retail mulai merambah bisnis makanan cepat saji, minuman, dan jajanan yang lebih modern, lalu bagaimana dengan UMKM? ya menurutku UMKM dengan modal yang kecil masih saja menggunakan teknik yang lama dan menjual tanpa inovasi baru , alasan terbesar mereka adalah karena modal yang kurang dan biaya promosi yang terbatas.
seandainya jika toko retail lebih memilih menjual barang kebutuhan tanpa merambah kedunia makanan cepat saji, minuman dan jajanan yang modern, mungkin UMKM masih bisa untuk bergerak lebih leluasa, ini hanya anggapanku saja jadi bisa benar atau mungkin bisa saja salah. pengucuran modal ke UMKM yang besar tentu ditunggu-tunggu dan tentunya promosi gratis yang dilakukan yang di bantu oleh pemerintah akan sangat membantu. bukan Perusahaan yang menguasai pasar tapi UMKM yang sedang berkembang yang bisa mengusai pasar.
gerakan untuk belanja ditoko tradisional atau di tetangga kini promosinya jarang saya lihat, atau mungkin saya yang selalu kelewatan iklannya wkwk, Â wkwkwk, sekali lag ini hanya opini saya melihat kerasnya UMM melawan perusahaan retail yang begitu amat besarÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H