Monitor membelalakkan mataku di atap Rempoa ,aku mengerti
Dahan pohon menyapa dengan nada semeriwing di tangan yang memukau
Ponsel mengherankan mancari kamera yang terjepret oleh lentiknya
Lelaki seperti halnya id dan ego
Belum pernah melihat tangis di pipinya
Sebuah klepon tanpa permisi merusak kelaparanÂ
Hati ku di upgrade oleh semanis dalam hijab
Malam ini aku menghapus air mataku di pipi
Seruni bercahaya dalam redup malam tanpa belitan kekasihÂ
Kini berbahagia khayal ku tumbuh padanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!