Indonesia surganya perikanan, Indonesia poros maritim dunia. Kira-kira kalimat itulah yang sering muncul ketika kita membahas tentang potensi kelautan dan perikanan Indonesia yang melimpah. Salah satu negara maritim dan kepulauan terbesar di dunia ini mampu menghasilkan ratusan komoditas perikanan secara melimpah. Namun, apa gunanya ikan melimpah di lautan jika nelayan tidak sejahtera? Atau belum mampu menafkahi rakyatnya? Akan percuma rasanya jika ada harta yang melimpah ruah namun tak diolah.
Dengan potensi perikanan yang melimpah tersebut, Indonesia seharusnya mampu menjadikan ikan sebagai produk pangan utama bagi masyarakat. Berdasarkan data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan RI (KKP) tahun 2014, nilai potensi pengembangan perikanan Indonesia cukup melimpah yang terbagi dalam beberapa sektor.
Potensi pengembangan untuk perikanan tangkap di laut tercatat sebesar 6,5 juta ton dan di perairan umum seluas 54 juta hektar dengan potensi produksi 0,9 juta ton/tahun. Budidaya laut tercatat seluas 8,3 juta ha terdiri dari budidaya ikan (20%), budidaya kekerangan (10%), budidaya rumput laut (60%) dan lainnya (10%).
Selain itu, potensi budidaya air payau (tambak) seluas 1,3 juta ha, perairan umum (danau, waduk, sungai dan rawa) seluas 158,2 ribu ha, sawah untuk mina padi seluas 1,55 juta ha, dan budidaya air tawar terdiri dari kolam seluas 526,40 ribu ha. Sungguh luar biasa potensi perikanan yang di miliki Indonesia bukan?
Tak berhenti sampai disitu. Tercatat data dari KKP tahun 2014, bahwa nilai ekspor hasil perikanan tersebut mencapai USD 4,64 miliar. Kemudian, nilai volume produk olahan mencapai 5,37 juta ton, nilai investasi mencapai sebesar Rp 3,22 triliun dan nilai perdagangan produk non konsumsi mencapai Rp 2,92 triliun.
Optimis, pemerintah juga menargetkan produksi terus meningkat hingga mencapai 6,9 juta ton pada 2019, naik dari produksi 2015 sebesar 6,2 juta ton. Untuk itu, penyusunan langkah strategis dalam upaya meningkatkan dan mewujudkan perikanan dan kelautan yang berdaya saing adalah hal penting. Terutama dalam upaya pencapaian pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil perikanan Indonesia.
Paling tidak, terdapat beberapa pilar strategis terkait sejumlah rencana pemerintah yang mungkin sudah dan mulai berjalan atau belum, namun harus berjalan. Antara lain adalah membangun sumber daya manusia berkualitas dan berdaya saing, pembangunan infrastruktur serta reformasi di bidang hukum dan aparatur negara, dan memperkuat perekonomian domestik berbasis keunggulan setiap wilayah.
Pembangunan sumber daya manusia (SDM) berkualitas dan berdaya saing merupakan hal yang paling penting. Namun, bagaimana caranya? Yakni dengan cara pelatihan dan pengawasan dalam upaya meningkatkan penguasaan dan pemanfaatan iptek melalui penelitian, pengembangan, dan penerapan menuju inovasi secara berkelanjutan.
Kemudian, pembangunan infrastruktur serta reformasi di bidang hukum dan aparatur negara juga menjadi langkah penting dalam mewujudkan kelautan dan perikanan yang berdaya saing. Hal yang tak kalah penting adalah dengan memperkuat perekonomian domestik berbasis keunggulan setiap wilayah. Yakni membangun keterkaitan sistem produksi, distribusi, dan pelayanan termasuk pelayanan jasa dalam negeri.
Upaya penguatan daya saing produk kelautan dan perikanan dititikberatkan pada pembangunan dengan memperhatikan aspek pertumbuhan, pemerataan, dan modernisasi. Â Serta selalu memperhatikan aspek keberlanjutan, optimal, dan efisien untuk kesejahteraan masyarakat.
Pemanfaatan potensi nasional menjadi sebuah sumber daya yang mampu memberikan dampak positif bagi kehidupan bernegara, berbangsa, dan bermasyarakat. Seperti visi KKP, mari wujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional.