Ikan merupakan sumber protein hewani yang paling tinggi. Untuk itu, mengkonsumsi ikan harus menjadi sebuah kebiasaan pangan, terutama di negara yang kaya akan sumber daya perikanannya, yakni Indonesia. Sayangnya, tingkat konsumsi ikan di Indonesia masih tergolong rendah jika dibanding dengan negara lain. Meski demikian, tingkat konsumsi ikan masyarakat Indonesia cenderung meningkat setiap tahunnya.
Menurut data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan RI (KKP), selama tahun 2011 sampai 2015 tingkat konsumsi ikan meningkatan sebesar 6,27 persen. Rata-rata konsumsi ikan yakni sebesar 36,12 kg/kap/tahun. Dalam upaya meningkatkan minat mengkonsumsi ikan, pemerintah juga menggencarkan Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) yang dicetuskan oleh KKP.
Untuk itu, hal yang tak kalah penting untuk diperhatikan adalah potensi sumber daya perikanan dan tingkat produksi ikan. Jika kebutuhan konsumsi ikan semakin meningkat, maka harus disertai dengan adanya penyediaan atau produk-produk perikanan sehingga pemenuhan kebutuhan tersebut dapat terpenuhi. Perlu dilakukan sebuah upaya budidaya perikanan yang bertujuan untuk mengembangkan sektor kelautan dan perikanan yang berdaya saing dan berkelanjutan.
Sebagai negara maritim, Indonesia terkenal dengan sumber daya perikanan yang melimpah, baik dalam sumber daya perikanan tangkap maupun budidaya. Dengan demikian, tinggal bagaimana Indonesia mampu mengelola sumber daya perikanannya secara maksimal. Terutama perikanan budidaya air tawar. Mengapa demikian?
Mengingat perikanan tangkap sudah mulai over fishing, maka budidaya perikanan tangkap merupakan langkah penting untuk menjaga stabilitas dan melestarikan ikan laut. Disisi lain, untuk memenuhi kebutuhan pasar dan konsumsi ikan nasional, perikanan budidaya air tawar menjadi sebuah alternatif dalam upaya meningkatkan produktifitas dan memenuhi kebutuhan tersebut.
Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pangan PBB tahun 2011, diprediksi pada tahun 2021, tingkat konsumsi ikan per kapita penduduk dunia mencapai 19,6 kg per tahun dan kebutuhan ikan air tawar akan menyentuh angka 172 juta ton per tahun. Bahkan, diramalkan pada tahun 2018 produksi ikan air tawar akan menyalip produksi perikanan tangkap.
Pentingnya peran budidaya perikanan air tawar sebagai fasilitator harus terus dikembangkan dalam rangka optimalisasi pemanfaatan potensi sumber daya kelautan dan perikanan. Sedikitnya terdapat 5 aspek penting yang perlu diperhatikan dalam budidaya perikanan air tawar. Antara lain adalah benih ikan, pakan yang berkualitas, kualitas air, wadah atau kolam tambak dan sumber daya manusia (SDM) dalam mengelola budidaya. Mengapa 5 aspek tersebut penting?
Benih ikan yang unggul merupakan salah satu kunci keberhasilan budidaya perikanan air tawar. Jika budidaya tersebut diawali dengan pemilihan benih ikan yang tidak unggul, meskipun kualitas tambak budidaya, PH dan suhu air, kualitas pakannya baik dan SDM kompeten, ikan yang dibudidayakan akan tetap mengalami pertumbuhan yang lambat. Begitu pula sebaliknya.
Pembudidaya harus memperhatikan aspek penting lain seperti pakan ikan yang berkualitas. Artinya, memiliki kandungan gizi yang baik, sumber pakan ikan yang terbuat dari bahan baku alami. Sama halnya dengan kualitas kolam tambak dan air, yakni intervensi penggunaan kolam tambak yang steril dan air yang memiliki kualitas, PH dan suhu yang sesuai.
Pembudidaya juga harus memiliki SDM yang kompeten, memiliki pengalaman dan pengetahuan yang cukup luas tentang jenis budidaya perikanan. Setidaknya memiliki keinginan untuk belajar dan terus berinovasi mengembangkan ilmu terkait perikanan, terutama ditaraf pengembangan teknis.
Kelima aspek tersebut saling berkaitan dan saling berpengaruh satu sama lain. Aspek-aspek tersebut perlu dipahami dan dikelola agar budidaya perikanan berjalan optimal dan maksimal, serta mampu menghindari inefesiensi dan inefektivitas dalam budidaya perikanan.