Mohon tunggu...
Sunita Yani
Sunita Yani Mohon Tunggu... -

penyair dari gunung serindit\r\nAku cinta Indonesia..Kalau tidak bisa memperbaikinya paling tidak kita tidak turut serta merusaknya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pengalaman Poligami Dengan Janda Tua

3 Mei 2014   19:37 Diperbarui: 4 April 2017   17:21 8317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Poligami, memang enak. Enak di omongin tapi susah dijalanin. Siapa yang ngomongin poligami lansung di lirik dengan tatapan mata penuh rasa ” benci dan curiga”. Poligami itu kesanya menjijikan dan megerikan. Jangankan melaksanakanya, ngomongin atau nulisin tentang poligami di media juga bisa bikin masalah. Pasti dapat komen buruk , di serang, di bully.

Siang itu di kantor, waktu rehat, sambil makan gorengan aku iseng-iseng memancing omongan seputar poligami. Seperti yang sudah kuduga para ibu rekan sekantor lansung menyambar dengan jawaban yang sinis. Salah satu ungkapan mereka “Boleh poligami tapi dengan janda tua yang miskin”.  Itu bentuk penolakan secara halus. Masih banyak  ungkapan penolakan lain yang lebih kasar dari itu. Pokoknya tolak poligami.

Sekedar memberikan jawaban sesuai logika saja, saya bilang poligami  itu justru harus dengan janda muda yang kaya. Huuuuu…teriak mereka serempak.  Aku bilang sama mereka Lebih mudah terjebak maksiat  mana janda muda kaya dengan janda muda miskin. Jawabany  tentu lebih berpeluang janda muda yang kaya. Janda muda kaya tentu tampilanya lebih aduhai, lebih mudah digoda atau lebih banyak yang akan menggoda. Artinya peluang sex diluar nikah lebih terbuka. Janda Kaya dengan harta yang dimilikinya bisa menyewa gigolo untuk memenuhi kebutuhan biologisnya. Bandingkan dengan janda miskin. Tampilanya pasti di bawah janda kaya. Janda miskin akan sibuk memikirkan bagaimana mencari nafkah untuk anaknya. Janda tua yang kaya mungkin tak jauh beda dengan dengan janda muda yang kaya. Buktinya seperti kasus “Mayat dalam koper”, meskipun sudah sepuh berumur 70 tahun si Tante masih menjalin asmara terlarang dengan tukang pijat, gigolo, yang berakhir dengan pembunuhan.

Hal ini beda sekali dengan janda tua yang miskin. Peluang mereka untu berbuat maksiat lebih kecil. Kesibukan memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari sudah saja bikin pusing kepala. Energinya habis untuk bekerja mencari nafkah. Sesuap nasi. Kecil kemungkinan mereka untuk berbuat maksiat, kalaupun sampai melakukan mungkin sekedar memebuhi kebutuhan isi perutnya saja. Mencuri makanan atau sejenisnya untuk untuk menyambung hidup. Selain itu setelah  manepaouse keinginan sexual mereka relative menurun, dan penampilan juga jauh dari sexy lagi.

Itulah alasan saya pada ibu-bu di kantor tidak tepat kalau poligami dengan janda tua yang miskin. Janda tua miskin itu bukan untuk di nikahi, tapi untuk di santuni. Di berikan kebutuhan hidup sehari-hari. Sekedar menyambung hidup. Lebih tepat begitu. Coba bayangkan kalau seorang nenek-nenek usia 70 tahun mesti melakukan hubungan seksual sebagai kewajiban istri terhadap suami, dengan laki-laki  muda berusia 35 tahun yang masih  gagah perkasa. Kebayang ga siiih. Kasihan kan sinenek-nenek..itulah sebabnya nenek nenek tua yang miskin itu mestinya di santuni saja bukan di poligami.

Tapi memang luar biasa penolakan terhadap poligami. Para ibu-ibu teman sekantor tidak mau terima logika itu. Biar saja..Sepertinya merekajustru  lebih bisa maklum mendengar seseorang yang selingkuh. Seperti yang terjadi pada beberapa teman sejawat. “Wajar namanya juga laki-laki….wajar…namanya juga masih muda….wajar namanya juga manusia, bisa khilaf” tapi giliran poligami dilakukan seseorang komentarnya langsung negative  dan garang.

Di rumah saya sering diskusi dengan istri tentang poligami. Saya melihat respon istri saya tenang-tenang saja, tidak segarang komentar dan tanggapan para ibu di kantor. Saya juga membeli beberapa buku tentang tinjauan poligami dalam islam. Buku buku tentang poligami  yang saya beli sebenarnya untuk memberikan wawasan lebih kepada saya  dan istri mengenai sisi-sisi poligami, baik positif maupun negatifnya. Tujuan saya agar dalam keluarga saya bsa memahami masalah poligami dengan lebih bijak. Target minimal adalah bahwa kami sekeluarga tidak mencela atau mencemooh orang yang melakukan poligami, karena itu pilihan hidup mereka. Tuhanpun tidak melarang poligami. Dalam kisah-kisah dalam kitab suci dan sejarah menuliskan DAUD( david), SULAIMAN( Solomon), MUSA (moses), para raja di china, India juga melakukan poligami. Itu dilakukan sebelum zaman islam hadir. Jumalah poligami yang mereka lakukan lebih banyak dari yang di izinkan islam sekarang.

Saya dan istri lebih percaya bahwa pernikahan seseorang adalah karena ada jodoh. Jodoh dari sananya. Jodoh, mati rejeki sudah ada yang mengatur, itulah keyakinan yang kami pegang selama ini. Manusia berupaya dan tuhan jualah yang menentukan. Ini falsafah takdir yang kami anut. Membuat hidu lebih nyaman dan mengalir apa adanya. Termasuk dalam hal pernikahan. Seseorang di katakana berjodoh bila keduanya telah menikah. Jodoh bisa satu bisa lebih dari satu. Bisa sebentar bisa seumur hidup. Orang yang di tinggal mati pasangan kemudian dia menikah lagi berarti jodohnya lebih dari satu. Teman sekantor saya –wanita- sampai saat ini sudah menikah empat kali. Seorang teman lagi telah menikah tiga kali. Ada yang pisah karena pasanganya meninggal ada yang karena cerai.  Ada teman yang mati-matian menolak poligami ternyata sekarang sudah punya dua istri. Ada yang lebih menerima poligami sampai saat ini malah masih monogamy, termasuk saya. Kenapa?? itu masalah jodoh.

Pernikahan  berbeda dengan hubungan sex. Kalau hanya mengaharapkan tersalurkanya hubungan sex saya kira tidak perlu menikah. Anda bisa pergi ke tempat dimana jasa pelayanan sex bayaran di sediakan.  Iklan di Koran dan internet banyak macamnya menyebutkan bisnis esek-esek ini. Tinggal pilih. Mau local atau impor. Mau ABG atau STW. Mau anak SMP atau ayam kampus. Mau pilih bentuk dan ukuran chasing body model apa. Semua tersedia, yang penting anda bayar urusan selesai. Lebih praktis memang.

Banyak saya dengar bisik-bisik teman sekantor para pria yang bergunjing tentang ‘WANITA PELIHARAAN”.  Sayapun tidak mau kalah dengan mereka. Saya juga punya beberapa “ JANDA-JANDA PELIHARAAN” . mereka adadalah para janda yang saya pesan lewat teman sekantor, para janda tua dan miskin yang ada di sekitar mereka. Para janda tua miskin yang tidak mampu mencari nafkah lagi.inlah para janda tua miskin yang hidupnya sengsara. Inilah para janda peliharaan saya.

Sejak beberapa tahun yang lalu kami menyantuni beberapa orang Janda tua yang miskin. Setiap hari jum’at kami sisihkan uang sekedarnya untuk makan mereka. Saya titipkan itu pada teman sekantor dan saya berpesan,…jangan sampai mereka tahu siapa yang sudah  member mereka uang setiap jum’at. Ini di maksudkan agar mereka tidak merasa hutang budi atau malu jika suatu saat bertemu saya. Syukurlah sampai saat ini antara kami dan mereka tidak saling kenal.

Mari berbuat untuk sesama

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun