Pressure yang begitu tinggi dari atas sering kali membuat karyawan putar otak mencari cara kreatif yang salah. Membangun perusahaan yang baik harus diiringi dengan SDM yang baik pula. Rasanya tidak ada perusahaan di top dunia yang tidak memperhatikan kesejahteraan karyawannya. Mencapai kondisi ideal di mana target tercapai tanpa adanya fraud memang tidaklah mudah, namun disinilah peran sentral bari manajemen untuk bisa membawa karyawan-karyawan di bawahnya mencapai hasil dengan kualitas baik.
Target memang penting namun apakah yang utama? Menurut penulis corporate value memainkan peran yang penting dan utama dalam arah perkembangan perusahaan bukan target. Corporate value akan menjadi tidak bernilai apabila dari top manajemen tidak menjalankan corporate value tersebut. Mekanisme top down menjadi alternatif solusi yang paling baik di Indonesia. Menurut pengalaman penulis perubahan dari tingkat bawah sangat sulit dilakukan karena begitu banyak hambatan yang akan dialami baik itu aturan, atasan, kebiasaan, dsb. Sedangkan perubahan di tingkat level manajemen cenderung lebih mudah karena dengan man power yang lebih sedikit namun akan memberikan dampak yang luas bagi perusahaan itu sendiri. Manajemen sudah sepatutnya menjadi garda terdepan untuk mempraktikan bagaimana cara mencapai target namun dengan tetap menjunjung corporate value.
Apakah artinya target perusahaan tidak perlu tinggi? rasanya tidak tepat juga pernyataan yang demikian. Target yang ideal tetap diperlukan untuk tumbuh kembang perusahaan. Namun menetapkan target tentunya perlu mempertimbangkan faktor-faktor tantangan dari level bawah. Rasanya dengan mempertimbangkan masukan dari mulai level bottom to top, maka perusahaan akan bertumbuh dengan cara yang benar bukan sekedar hasilnya saja yang bagus namun juga kualitasnya. Jangan sampai timbul mindset di level operasional bahwa target merupakan kewajiban yang apabila tidak tercapai akan ada konsekuensi berat.Â
Fraud bukan berbicara soal nominal kerugian namun tindakan yang tak sepatutnya dilakukan. Penulis beberapa kali menemukan kondisi di mana pelaku fraud memulai kejahatannya dari hal kecil, namun saat tingkat toleransi fraud ini ada dalam diri karyawan hal inilah yang memicu terjadinya fraud lebih besar ditambah lagi untuk mencapai target dengan iming-iming bonus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H