Antara mata yang terbakar mentari
Dan bahu yang legam oleh waktu
Pada teras sungai yang sunyi tanpa suara
Waktu dan rindu berpelukan erat
Bagai jingga yang memerah tak pernah menyerah
Sekali lagi kuayunkan langkah
Pada setiap butiran-butiran senja yang lelap
Aku menafsirkan bahwa malam tak selamanya ramah dan rindu ini teramat marah
Riangkoli, 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!