Lekas Aku legah
Secepat langit tampak lebih megah
Dan, mendung masih saja betah
Kamu tau, aku sedang menulis kisah
Putriku,
Langit singkat berpangkat pekat
Di sana pelangi, di awan yang laknat
Sesekali hujan pertanda sakit
Malam semakin pekat
Sesekali ku nikmati senja, kita bersama mengingat wajar
Membumbung begitu saja
Atau malah terbang tak berkabar
Putriku,
Aku tahu rindu itu tak di umbar
Juga rasa tidak hanya  sekedar pamer
Lantaran rasa ini terlanjur mengakar
Maka, coba sesekali janganlah berkelakar
Jadi, Putriku,..
Coba sesekali kita bercumbu
Biar rindu tak terlanjur candu
Karena rindu itu,
Sebatas haru membiru
Tanah Tanjung Bunga, 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H