Mohon tunggu...
Andri Rosita
Andri Rosita Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Bidan dan petugas Promosi Kesehatan di Puskesmas Poncowarno. Ibu rumah tangga dan penggila drama korea.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Banyak Orang Buta Huruf di Bandara Soekarno Hatta

5 Mei 2012   02:41 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:41 2083
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13361959041412830722

[caption id="attachment_186352" align="aligncenter" width="500" caption="ilustrasi/admin(shutterstock.com)"][/caption] Kemarin adalah kali pertama saya mengunjungi dan menggunakan jasa bandara Soekarno Hatta, maklum mudiknya kan ke Kebumen jadgak pernah pake pesawat. Bandara kebanggaan bangsa Indonesia itu. Setelah satu jam perjalanan akhirnya bus Damri yang mengantar saya dari Pasar Minggu tiba juga di terminal 1A. (Lho ini bandara kan ya? kok bunyinya terminal? :)) Saya tidak mau cerita calo atau kesemrawudan bandara internasional kita itu, biarlah itu menjadi urusan mereka yang mengatur kebijakan. Begitu tiba, sebelum chek in, saya sempatkan menyusuri lorong panjang di selasar bandara. Banyak kafe yang menawarkan aneka menu. Megah sekali gedung ini. Wajar dia menjadi bandara internasional Sepanjang perjalan napak tilas saya itu, selain selalu berdecak kagum dengan bangunan dan kemeriahan yang ada, saya juga terheran-heran melihat banyak orang buta huruf berkeliaran di bandara. Penampilan mereka necis-necis lagi. Bahkan ada bule-nya juga. Maaf jika saya sebut mereka buta huruf, karena setahu saya orang yang bisa membaca, pasti dapat melita peringatan yang selalu terpampang setiap lima meter bahakan tertulis di display berjalan. Tulisan itu berbunyi :  NO SMOKING AREA, KAWASAN BEBAS ASAP ROKOK, DILARANG MEROKOK. Kawasan bebas asap rokok itu artinya apa sih? Bebas dalam artian terhindar dari asap roko atau bebas dalam arti terserah saja kalau mau merokok? Tapi kalaupun mereka tidak bisa membaca kan bisa melihat gambarnya, rokok dicoret, artinya kan tidak boleh merokok ya.. Saya lebih heran lagi ketika mas-mas yang ganteng, petugas Bandara, tidak melakukan tindakan atas peristiwa terebut. Kan kewajiban sesama manusia saling mengingatkan dalam kebaikan. Saya tidak melarang orang yang memilih untuk merokok. Itu hak anda. Hanya saya meminta anda, para pecandu nikotin, tolong hargai orang yang ingin hidup jauh-jauh dari asap rokok. Sebab, tahukah anda, menurut survey (saya lupa tapi yang jelas dari UI, karena kemarin saya baru baca bukunya) perokok pasif itu 3 kali lebih rentan beresiko terkena penyakit paru ketimbang perokok aktif. Nah lo...anda yang nikmat saya yang  kena ampasnya.. Merokoklah pada area-area yang sudah di tetapkan atau tahan sejenak keinginan merokok anda jika area untuk perokok tidak ada. Belajarlah bertoleransi dan berempati pada orang yang tidak tahan terhadap asap rokok. Bapak Petugas, seyogyanya turut menginformasikan bahwa area tersebut tidak untuk merokok, kasihan kan pemerintah sudah membuat papan informasi yang saya tahu pasti harganya mahal, tapi tidak diindahkan. Jadi mari bersama menciptakan kehidupan yang lebih baik. Selamat akhir pekan.. salam..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun