Mohon tunggu...
Andri Rosita
Andri Rosita Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Bidan dan petugas Promosi Kesehatan di Puskesmas Poncowarno. Ibu rumah tangga dan penggila drama korea.

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Nasi Penggel, Kuliner Khas Kebumen yang Hampir Punah

8 Februari 2012   00:59 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:56 3401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya ingat beberapa waktu lalu, ketika almarhumah nenek saya masih hidup. Makanan yang paling beliau ingini adalah nasi penggel. Huruf E-nya dibaca seperti membaca kata Peppy. Sayang waktu itu saya tidak berhasil membawa pulang nasi penggelnya. Apa pasal, penjual nasi penggel di Kebumen bisa dihitung dengan jari. Dan waktu berjualannyapun tidak bisa ditemukan setiap saat. Hanya ada di waktu pagi hingga pukul 9.

Nasi penggel adalah makanan khas Kebumen, sebab selama ini saya belum pernah menemui nasi penggel di wilayah lain di Jawa Tengah. Nasi penggel adalah nasi dengan lauk kikil dan sayur gori –nangka muda- yang dimasak dengan santan dan daun ubi. Sekilas mungkin mirip gudeg. Tapi rasanya asin,gurih dan disajikan dengan kuah yang kimplah-kimplah, banyak, sesuai selera anda.

Yang unik dari nasi penggel ini adalah bentuk nasinya yang menyerupai nasi kepal. Nasi pada nasi penggel dibentuk bulat-bulat sebesar bola ping-pong. Untuk satu porsi biasanya berisi 7 hingga 8 bulatan. Sayur gori dan kikil menjadi pasangan nasi penggel. Kikil sapi dimasak dengan bumbu kuning dan dipotong besar sebesar kikil di restoran Padang. Tapi jangan khawatir, sebab kikil direbus hingga lunak. Walhasil anda tidak akan repot saat mengkonsumsinya. Biasanya makan nasi penggel akan lebih nikmat dengan tempe mendo.

Sayangnya, nasi penggel tidak sepopuler sate Ambal dan Lanting, makan khas Kebumen lainnya. Seperti yang sudah saya sampaikan di awal, nasi penggel tidak bisa didapatkan setiap saat dan setiap waktu. Pedagangnya terbatas. Sejauh yang saya tahu, di Kebumen hanya ada tiga lokasi penjualan nasi penggel. Yaitu di alun-alun kota (depan mesjid agung Kebumen), di Tembana dan Pejagoan.

Saya membayangkan andaikata nasi Penggel Kebumen bisa sepopuler nasi gudeg atau nasi Padang. Rasanya nelangsa ketika anak-anak yang lebih muda atau bahakan ada warga Kebumen yang tidak mengenal nasi Penggel. Mereka lebih mengenal bakso, mie ayam atau jenis makanan cepat saji yang kini mulai menyerbu Kebumen sehingga nasi Penggel kurang popular di daerah asalnya. Jika daerah di daerah asalnya saja nasi penggel tidak popular maka bagaimana mungkin daerah lain akan mengenal. Jadi, yuk mari kawan, kita lestarikan kuliner khas daerah

kta sendiri. Jika bukan kita, siapa lagi?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun