Mohon tunggu...
Anto Saja
Anto Saja Mohon Tunggu... -

Hanya Warga biasa di Belantara Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Daniel, Demonstran dan Demonstrasi

1 November 2010   02:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:57 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

“Saya selalu melihat ada energi yang melimpah ketika berada di tengah demonstrasi. Pada saat itu, semua orang hanya memiliki satu spirit bersama yang sifatnya kolektif dan memiliki kekuatan moral atau pesan moral yang sangat kuat. Yaitu perubahan.”

[caption id="attachment_309840" align="alignleft" width="300" caption="Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Politik, Daniel Theodore Sparringa, di Bina Graha, Komplek Istana Kepresidenan. Foto : Dok Pribadi."][/caption]

Tiga kalimat itu dilontarkan Daniel Theodore Sparringa menggambarkan suasana batinnya terhadap demonstrasi.

Daniel, Akademisi Universitas Airlangga yang kini mendapatkan keistimewaan menjadi Staf Khusus Presiden bidang komunikasi politik, berbagi pandangannya soal berbagai hal, di Bina Graha, komplek istana kepresidenan, Jakarta, Jumat (22/10/2010) lalu.

Catatan kecil ini merupakan kelanjutan dari tulisan sebelumnya, berjudul “Daniel dan Kartu Nama Baru.” http://lifestyle.kompasiana.com/group/urban/2010/10/24/daniel-dan-kartu-nama-baru/

Tiga kalimat diatas meluncur tanpa penghalang. Tanpa ada koreksi meski dia kini berperan sebagai staf khusus presiden. Tiga kalimat itu untuk menjawab pertanyaan bodoh saya, “Bagaimana anda melihat situasi demonstrasi 1 tahun pemerintahan Mr.Y?”

***

Saat dia menerima kabar adanya demonstrasi, hal pertama yang dia rasakan adalah membayangkan dirinya ada di tengah-tengah massa demonstran. “Karena itu dunia saya dulunya,” kata Daniel.

“Dan ketika saya melihat kerumunan orang meneriakan yel yel itu, tiba-tiba hiruk pikuk itu seringkali, secara intelektual, secara kognitif, tiba-tiba saya tidak mendengar suaranya. Saya hanya melihat raut-raut wajah yang … yang…, ya raut wajah mereka,” begitu ujar Daniel dengan nada tinggi diawal, kemudian melemah dan terbata-bata pada akhir rangkaian kata yang dirajutnya.

“Jadi pertama, secara emosional saya tidak memiliki jarak dengan peristiwa demonstrasi yang saya lihat.”

Daniel mendapat pengalaman batin tersendiri, ketika belakangan ini, dan mungkin hingga 2014 mendatang, bakal terus bekerja di istana. Pengalaman batin untuk melihat demonstrasi dengan jarak.

“Tetapi yang menjadi menarik ketika saya bekerja di dalam istana, saya berada dalam, tiba-tiba saya seperti … a a a (dia terbata-bata, memilih kata yang tepat) … saya tidak menjadi objek yang didemo, karena sesungguhnya saya selalu melihat setiap kali demo itu terjadi, baik yang pro atau kontra, mereka itu mewakili suatu ide.”

“Suara mereka itu selalu mewakili ide. Kita bisa tidak setuju, tetapi menjadi sangat menarik ketika saya melihat mereka harus dengan jarak. Dan menyimak ide yang mereka suarakan secara bersama.”

“Tapi lebih dari itu, walaupun tidak semua pikiran mereka mirip, atau sama dengan saya, tapi saya memiliki satu hal, yaitu sikap hormat dan khidmat terhadap para pengunjuk rasa.” (dia diam sejenak)

“Apalagi ini adalah buah dari sesuatu yang saya perjuangkan dulu di jalanan dan tidak ada lain selain suatu sikap menghormati dengan penuh khidmat.”

Meski dia menyetujui, bahkan mempunyai semangat yang sama dengan para demonstran, dia selalu prihatin ketika ada unjuk rasa menggunakan kekerasan dan jatuh korban. Entah demonstran yang terluka, entah petugas yang terluka.

“Saya selalu belajar tentang satu hal bahwa kekerasan itu selalu menghasilkan lingkaran setan yang tidak mudah diputuskan, tidak satupun yang dapat kita tarik hikmahnya dari kekerasan.”

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun