Selama berada di Kota Ende (Tengah) Pulau Flores dari tahun 1934 s/d 1938 “Bung Karno” banyak meninggalkan kenangan bersejarah, antara lain lukisan purah dengan lima orang sedang berdoa di bawahnya, itu beliau lukiskan sendiri selama 4 tahun beliau menjadi tawanan dan dibuang ke Ende.
Tak jarang, Sukarno membunuh sepi dengan duduk berjam-jam di bawah pohon keluwih yang langsung menghadap pantai. Ia bisa berjam-jam menatap debur ombak yang bergulung-gulung tiada henti sambil Melukis.
Makna yang dilukiskan oleh “Bung Karno” ialah Pura melambangkan tempat kita umat manusia memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan lima orang yang sedang berdoa itu melambangkan lima agama yang diakui di Repulik Indonesia, Jadi lukisan beliau tadi beliau menggambarkan bahwah walaupun cara kita berbeda-beda tapi tujuan kita Satu "Tuhan Yang Maha Esa" Dan itu beliau kokohkan dengan "Panca Sila"
“ Trima Kasih Pahlawanku, Proklamator Tanah Air ini Takan ku Lupakan”
Anakalo “Merdeka”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H