Mohon tunggu...
A.A Ketut Jelantik
A.A Ketut Jelantik Mohon Tunggu... Penulis - Pengawas Sekolah

Pernah bekerja sebagai wartawan di Kelompok Media Bali Post, menulis artikel di sejumlah media cetak baik lokal maupun Nasional, Redaktur Buletin Gita Mandala Karya Utama yang diterbitkan APSI Bali, Menulis Buku-buku Manajamen Pendidikan, Editor Jurnal APSI Bali, dan hingga saat ini masih ditugaskan sebagai Pengawas Sekolah Jenjang SMP di Kabupaten Bangli-Bali serta Fasilitator Sekolah Penggerak angkatan 3

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Era Disrupsi dan (Kepala) Sekolah Penggerak

1 Februari 2023   18:20 Diperbarui: 1 Februari 2023   18:22 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ket. Photo: Jiwa Entrepreneur, penggerak serta Integritas bisa dibentuk melalui Berbagai kegiatan oleh Kepala Sekolah ( jelantik )

(Kepala) Sekolah Penggerak adalah salah satu program cerdas yang dirancang Mendikbud Ristek Nadiem Makarim. Kenapa penulis menyebutk sebagai ide cerdas? Ya, selain sejalan dengan perubahan paradigma kepemimpinan kepala sekolah, juga sejalan dengan fenomena era disrupsi yang ditandai dengan perkembangan inovasi dunia pendidikan atas dasar kreativitas.

Era revolusi industri 4.0 yang ditandai dengan masivnya perkembangan tehnologi informasi dan komunikasi berimplikasi besar pada seluruh tatanan kehidupan.  Hal-hal yang sebelumnya dinilai ajeg mengalami perubahan fundamental dan sangat paradigmatis, Pendek kata dunia saat ini tengah memasuki era disrupsi. Kondisi serupa juga berlangsung di sekolah. Temuan neurosain bidang pendidikan baik dalam bentuk teori pendidikan, psikologi pendidikan serta  tehnologi pendidikan yang berbasis digital telah mengubah paradigma pengelolaan dan manajemen sekolah, Pengelolaan sekolah yang dilakukan secara konvensional tidak mampu lagi mengejar derasnya perubahan tersebut. Manajemen sekolah sepertinya tungganglanggang untuk mengejar ketertinggalan tersebut. Untuk itu dibutuhkan sosok kepala sekolah yang bukan saja adaptif dengan era disrupsi, namun juga sosok kepala sekolah yang kohesif dengan situasi kekinian. Menurut sejumlah literature untuk mampu mengikuti perkembangan zaman, maka seorang kepala sekolah paling tidak harus memenuhi tiga hal yakni : integritas, daya penggerak, serta jiwa entrepreneur.

Integritas berkaitan dengan  sejauh mana seseorang mampu memposisikan diri pada keadaan dimana terjadi kesatuan antara sikap, perilaku yang mencerminkan kejujuran kewibawaan dengan  prinsip moralitas sebagai dasar. Tugas kepala sekolah berbeda dengan tugas pimpinan di lembaga atau instansi/ institusi lain. Kepala sekolah bertugas untuk membentuk sumber daya insani masa depan. Makanya, kepala sekolah akan selalu dijadikan referensi oleh bawahan termasuk siswa. Selain itu kepala sekolah juga bertanggungjawab mengelola sumber daya sarana prasaran, sumber daya lingkungan, maupun sumber daya keuangan. Kepala sekolah memiliki integritas yang tinggi maka yang bersangkutan tidak akan menemui permasalahan ketika mengelola sumber keuangan sekolah.

Herlinger ( 2010 ) menyebutkan kemampuan menggerakan ditandai dengan kemampuan kepala sekolah untuk membangun kerjasama melalui budaya kerja serta mengedepan pengembangan professional gurunya.  Agar mampu menggerakan lingkungan sekolah secara efektif, maka kepala sekolah selayaknya memahami gaya kepemimpinannya. Apakah gaya kepemimpinannya transformasional, transactional, inspirational atau instructional leadership. Masing-masing gaya kepemimpinan tersebut tentunya memiliki keunggulan dan kelemahan. Ada banyak hal yang bisa dilakukan kepala sekolah untuk menjadikan dirinya sebagai penggerak. Diantaranya yang paling mudah dilakukan adalah kemampuan untuk berkomunikasi. Kemampuan komunikasi tentu bukan saja dalam bentuk verbal namun juga nonverbal. Bahkan banyak yang menilai komunikasi non-verbal dalam bentuk gesture atau bahasa tubuh berperan sangat besar pada orang lain. Bahasa tubuh akan menjadi penentu apakah orang lain merasa nyaman atau tidak.

Jiwa entrepreneur kepala sekolah ditandai dengan sikap proaktif, inovatif serta keberanian mengambil resiko. Proaktif dimaksudkan adalah kepala sekolah yang dengan kesadaran sendiri mengambil tindakan terhadap permasalahan yang mungkin akan terjadi. Bukan menunggu perintah atau momentum. Inovatif menggambarkan kapasitas yang dimiliki oleh kepala sekolah dalam mengekplorasi peluangan peningkatan kapasitas pendidikan, kemauan untuk mengambil kesempatan serta meyakini jika inovasi yang dilaksanakan tersebut akan mampu meningkatkan kinerja sekolah. Keberanian mengambil resiko ditandai dengan telah terinternalisasikannya sikap proaktif dan inovatif tersebut. Jiwa entrepreneur kepala sekolah akan membantu para kepala sekolah untuk mengatasi problematika dunia pendidikan saat ini seperti perkembangan sain dan tehnologi, keterbatasan sumber daya di sekolah atau bahkan tuntutan terhadap mutu lulusan yang sesuai dengan era revolusi industry 4.0.

Jika saja kepala sekolah telah mampu melaksanakan hal-hal sebagaimana yang dijelaskan tersebut, maka dialah sosok kepala sekolah penggerak yang sesungguhnya. Jadi program Penggerak yang dilaksanakan oleh Kemendikbud sesunggunya hanya trager penyadaran kolektif tentang arti penting profesionalisme.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun