Sejak sekitar 5 tahun ini saya menggunakan KRL sebagai sarana transportasi menuju tempat saya bekerja. Alasan saya menggunakan KRL tentu saja sama dengan banyak orang yaitu ingin cepat tiba di kantor dan menghindari kemacetan yang semakin hari semakin menggila di seputaran Jabodetabek.
Terlepas baik buruknya pelayanan KRL selama ini saya ingin juga mengemukakan prilaku buruk penumpang di dalam KRL.
Prilaku buruk tersebut antara lain sbb :
1. Naik di atas gerbong, sambungan gerbong serta tempat masinis.
Untuk hal yang pertama ini saya rasa semua orang mengetahuinya. Berbagai cara sudah dilakukan untuk mengantisipasi hal tersebut, namun nyatanya hingga saat ini masih saja terus berlangsung terutama pada KRL Ekonomi.
2. Berdiri di depan pintu dan mengabaikan penumpang yang ingin turun serta naik.
Prilaku demikian bukan semata terjadi pada orang yang baru naik KRL, namun juga banyak juga yang mempunyai 'hobi' seperti itu. Sungguh mengesalkan jika penumpang lain ingin naik atau turun namun yang bersangkutan diam tak bergeming menghalangi jalan.
3. Menduduki bangku prioritas padahal bukan termasuk katagori sebagai penumpang prioritas.
Di setiap sudut gerbong dinyatakan sebagai bangku prioritas untuk orang cacat, hamil, ibu yang membawa balita dan manula. Aturan demikian sudah jelas karena tandanya sudah ditempelkan di kaca jendela dekatnya. Meskipun demikian masih banyak saja yang duduk di bangku tersebut adalah orang yg tidak semestinya (lain cerita bila KRL sepi penumpang). Bahkan tak jarang penumpang yang berhak duduk dibangku tersebut 'mengemis' untuk duduk, dan tak jarang yang dikasih duduk harus terima omelan sebelumnya. Sungguh ironis memang.
4. Memegang 2 handle sekaligus.
Handle yang disediakan untuk penumpang yang berdiri adalah disediakan 1 handle untuk 1 orang. Tapi masih banyak saja orang meski dalam keadaan penumpang yang padat kedua tangannya memegang handle, sehingga ada orang yang tidak dapat pegangan.
5. Duduk di lantai atau duduk dengan kursi lipat disaat KRL penuh
Aturannya sudah jelas terpampang namun masih saja ada yang berprilaku egois demikian. Prilaku demian cukup menyita ruang bagi penumpang lainnya yang berdiri.
6. Menahan pintu (pada Commuterline) dan menutup pintu (pada KRL ekonomi)
Pada commuterline saat KRL berjalan pintu secara otomatis akan tertutup. Namun pada kenyataannya ada beberapa kelompok yang senang bergelantungan di pintu yang sangat membahayakan nyawanya sendiri. Bahkan dengan sengaja mereka mencari kran untuk membuka pintu yang sebenarnya hanya digunakan dalam keaadaan darurat.
Lain ceritanya dengan KRL ekonomi yang terkadang sebagian pintunya sengaja ditutup supaya penumpang lain tidak bisa naik demi kepentingan 'gang'nya agar bisa leluasa duduk di lantai KRL, ada juga yg agar leluasa main kartu.
Demikian beberapa prilaku penumpang KRL yang sangat merugikan penumpang lainnya. Rupanya memang banyak penumpang yang belum berpikiran dewasa saat menggunakan transportasi umum seperti KRL.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H