Mohon tunggu...
anah suhada
anah suhada Mohon Tunggu... -

Sebagai seorang guru yang suka memasak,membaca dan juga menulis yang berguna bagi semuanya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pengumuman Kelulusan UN: Beratnya Detik Penantian Bagi Seorang Guru

25 Mei 2012   20:45 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:47 808
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_190564" align="aligncenter" width="620" caption="Ilustrasi Guru (M.LATIEF/KOMPAS IMAGES)"][/caption] Sebagi salah seorang guru disebuah sekolah  sangat berat rasanya  dalam menjalani detik-detik penantian pengumuman kelulusan UN  yang setiap tahunnya selalu merasakan beban yang sama.Bahkan  kemungkinan besar beban tersebut sama beratnya dengan apa yang sedang dirasakan oleh rombongan belajar bersama orangtuanya dikediamannya masing-masing. Apalagi ketika mendengar pengumannya ,bahwa tahun ini kelulusan memang agak meningkat dari tahun lalu dengan kelulusan 99.50 persen dari 99.22 persen tahun 2011 lalu.Namun demikian bagi seorang guru akan mendapat beban yang berat sekiranya terdapat diantara rombongan belajarnya yang gagal,serta harus mengikuti paket C. Bagi seoprang guru jika terdapat siswa-siswinya yang harus kepaket C-kan,maka sekolah tersebut akan mendapat citra kurang baik seiring dengan kegagalannya.Konsekuwensinya guru-guru tersebut akan mendapat teguran dari atasannya,tanpa perlu memperhatikan mengapa hal itu bisa terjadi. Pada tahun ini menurut informasi,bahwa kelulusan tertinggi diraih oleh Propinsi Jawa Timur dan terendah juga di Propinsi Nusa Tenggara Timur(NTT),sementara yang sangat memprihatinkan kita adalah terdapat beberapa sekolah yang kelulusannya O persen.Mengapa hal itu bisa terjadi di sebuah sekolah  SMAS  Medan, kemudian juga MAS Langkat,MAS Maluku Utara dan salah satu MAS Sulawesi Tenggara. Hal ini pasti ada faktornya yang menyebabkan hal itu terjadi kepada sekolah tersebut,sehingga jangan terus disalahkan.Memang pemerintah ngotot melaksanakan UN meskipun berbagai fasilitas sekolah tersebut tidak merata.Bahkan sekolah-sekolah swasta di kota -kota besarpun masih jauh berbeda dengan sekolah-sekolah negeri , baik soal kesejahteraan gurunya ,fasilitas sekolahnya dan sebagainya. Oleh karenanya jika berbagai penunjang proses pembelajaran sangat minim,maka wajar saja sekiranya hasilnyapun juga memprihatinkan.Sedangkan bagi tenaga-tenaga gurupun yang kesejahteraannya sangat beragam,karena seorang guru honorer mengajar di sekolah swasta dengan gajinya antara 50.000  sampai 300.00- perbulannya . Bahkan bukan rahasia lagi sekiranya di sekolah-sekolah swasta guru-guru terpaksa menjadi tukang ojeg untuk menutupi kebutuhan hidupnya,apalagi jika guru dengan penghasilan seperti itu tinggal dikota besar . Memang ada sekolah yang program garatis ,Bos yang sering jujga kurang lancar pencairannya sehingga untuk melaksakana proses pembelajaran sekolah harus minjam sana minjam sini terlebih dahulu. Dalam kondisional semacam itu bagaimana seorang guru bisa mengajar dengan baik ,apalagi tidak ditunjangi dengan berbagai sarana dan prasarana yang baik pula..Banyak sekolah swasta tidak punya laboratorium,ataupun tenaga guru yang profesional pada bidang keilmuannya.Namun demikian sebagai guru tetap harus bertanggung jawab bagi keberhasilan rombongan belajarnya dengan relatif baik. Apalagi di daerah terpencil,setiap rombongan belajar seringkali kesekolah harus melalui jembatan yang bisa membahayakan jiwanya.Ataupun harus menyeberangi sungai,serta jalan setapak utuk bisa samapai kesekolah yang berkilometer jauhnya.Selain itu juga acapkali rombongan belajar sering bolos ,karena harus membantu orangtuanya bertani atau bekerja diladang,dan pula sebagai nelayan membantu keluarganya . Kedepan pemerintah perlu meningkatkan berbagai fasilitas KBM,agar kwalitas pendidikan baisa lebih baik. Apalagi akhir-akhirnya ini pula justeru terdapat buku-buku untuk anak-anak yang tidak sesuai dengan bahan ajar di sekolah,seperti buku -buku LKS yang diterima saja oleh guru tanpa memeriksanya dahulu sehingga kadangkala terdapat tulisan-tulisan yang keliru atau fatal bagi dunia pendidikan Indonesia. Hal ini pernah terjadi terhadap sekolah di jakarta,mengenai LKS yang berisi"tentang Isteri Simpanan" dan juga gambar-gambar nabi yang tentunya tidak cocok dengan anak-anak didik kita.Padahal semestinya Dinas Pendidikan,Departemen Agama menyeleksi buku-buku-LKS sebelum dikirim kesekolah.Karenanya banyak terdapat kucui-kunci jawabannya dari LKS itu banyak  yang salah,bahkan sangat fatal bagi generasi muda Indonesia.Dalam konteks ini kedepan semua istansi terkait perlu memeriksanya dengan teliti,supaya buku-buku semacam itu tidak lagi bisa lolos begitu saja.Semoga bisa menjadi pembelajaran bagi kita semua,dan bagi uyang lulus semoga bisa melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi.Sementara bagi yang masih belum beruntung,jangan patah semangat segera ikut paket C karena itu juga sama derajatnya dengan yang reguler.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun