Insiden kemanusiaan atas bom bunuh diri di Surabaya sungguh mengiris hati. Betapa tidak, ada puluhan manusia harus kehilangan nyawanya karena perbuatan terkutuk para teroris itu.
Aksi teroris dengan meledakkan bom bunuh diri pada tiga gereja di Surabaya, Rusunawa Sidoarjo, dan Mapolrestabes Surabaya, juga di lokasi-lokasi lainnya, banyak mengundang empati dan keprihatinan yang mendalam bagi masyarakat Indonesia.
Namun anehnya, ada pula manusia yang tidak tergerak hatinya dalam melihat insiden kemanusiaan tersebut. Bahkan menuduhnya sebagai pengalihan isu juga rekayasa belaka.
Sebagian orang yang menyebut itu adalah para kader PKS. Sebagian dari mereka tak sungkan menyebut bahwa aksi bom bunuh diri itu hanyalah rekayasa yang didalangi pemerintah untuk mengalihkan perhatian masyarakat.
Mendengar itu, tentu saja masyarakat luas sangat tersinggung. Pasalnya, bagaimana mungkin, peristiwa yang nyata di depan mata mereka dan merenggut puluhan korban jiwa disebut rekayasa.
Untuk itu, masyarakat yang mengatasnamakan diri sebagai Forum Pasundan Bergerak mendatangi kantor DPW PKS Jawa Barat untuk memprotes tindakan minim kemanusiaan dari sebagian kader mereka.
Melalui aksi tersebut, Forum Pasundan Bergerak itu berusaha mengajak seluruh masyarakat untuk menolak politik topeng agama dan paham radikalisme PKS yang memicu lahirnya kejahatan terorisme.
Mereka juga menuntut PKS agar memecat para kadernya yang menilai aksi terorisme itu sebagai rekayasa dan pengalihan isu.
Dengan aksi ini, forum warga berusaha mendesak permohonan maaf oleh PKS kepada seluruh rakyat Indonesia atas sikapnya yang bungkam atas segala bentuk kejahatan terorisme.
Forum Pasundan Bergerak menghimbau kepada seluruh masyarakat agar Jabar jangan dijadikan lumbung teroris.
Terakhir, forum warga tersebut mendesak kepada Polri, BIN, Pemerintah dan seluruh elemen rakyat lainnya untuk melakukan pengawasan ketat kepada seluruh kantor PKS di seluruh Indonesia, guna memantau dugaan keterlibatan PKS dalam aksi radikalisme dan terorisme.