Mohon tunggu...
Erin Ana Fitri
Erin Ana Fitri Mohon Tunggu... -

Man Jadda Wa Jada

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Ciri-ciri Filsafat Manusia

22 April 2014   15:23 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:21 1375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Secara umum, ciri-ciri filsafat manusia itu ada tiga yaitu ekstensif, intensif dan kritis. Ciri ekstensif filsafat manusia dapat dilihat dari luasnya jangkauan objek kajian yang digeluti oleh filsafat manusia. Filsafat manusia tidak hanya menyoroti pada bidang tertentu saja seperti, aspek kerohanian dan kejasmanian (kejiwaan dan ketubuhan), sosialitas dan individualitas, kesejarahan dan kebudayaan, kebahasaan dan simbolisme. Hal tersebut lepas dari kontekstual yang universal.

Filsafat manusia hanya menggambarkan realitas manusia secara garis besar saja. Filsafat manusia – berbeda denga ilmu – tidak mempunyai pengetahuan dan informasi yang sangat mendetail dan s[esifik tentang dimensi-dimensi tertentu dari manusia. Ia harus cukup puas dengan gambaran yang menyeluruh tentang dimensi-dimensi tertentu dari manusia.

Ciri lain dari filsafat manusia adalah intensif (mendasar). Filsafat manusia hendak mencari inti, hakikat, atau struktur dasar yang melandasi kenyataan manusia baik yang tampak dalam kehidupan sehari-hari (prailmiah) maupun yang ada dalam teori ilmiah. Mengenai tentang hakikat, inti , esensi, dan struktur dasar manusia itu mengandung jawaban yang beragam dari para filsuf. Hakikat manusia pada prinsipnya sama dengan hakikat alam semesta yang memiliki sifat dasar res extensa dan res cogitans. Res extensa teraktualisasi pada tubuh, sedangkan res cogitas teraktualisasi pada jiwa. Sedangkan Schopenhauer percaya bahwa “Kehendak (buta)” merupakan prinsip dasar yang menggerakkan alam semesta maupun aktivitas alam.

Karl Marx, filsuf penggagas komunisme menempatkan materi sebagai hakikat manusia dan memandang alat produksi , hubungan-hubungan produksi sebagai kekuatan, yang menentukan kesadaran dan perilaku manusia.

Ciri berikutnya dari filsafat manusia yakni kritis. Dalam ciri kritis ini berhubungan dengan dua metode (sintesa dan refleksi) dan hasil filsafatnya (ekstensif dan intensif). Karena tujuan akhir dari filsafat manusia adalah memahami diri sendiri . asumsi teoritis yang mendasari ilmu pengetahuan modern yang semakin fragmentaris dan megarah kepada penghilangan harkat manusia, juga menjadi sorotan dari kritik filsafat manusia. Filsafat manusia juga sangat peka terhadap upaya-upaya untuk menyerderhanakan hidup manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun