Mohon tunggu...
Erin Ana Fitri
Erin Ana Fitri Mohon Tunggu... -

Man Jadda Wa Jada

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Positivisme Menurut Pandangan Auguste Comte

3 Juni 2014   00:10 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:47 2205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Istilah positivisme pertama kali dikemukakan oleh Auguste Comte. Menurut Comte, postivisme merupakan kajian ilmiah dan suatubtingkatan dalam perkembangan pikiran manusia. Pikiran berkembang melalui tahap-tahap teologis, metafisika, dan positivis, yangdibedakan terutama oleh metode-metode eksplanasinya. Pada tahap teologis, berbicara dalam konteks entitas supranatural seperti roh-roh dan Tuhan. Pada tahap metafisika, eksplanasi dijelaskan dalam konsep yang abstrak, kekuatan-kekuatan personifikasi dalam alam seperti hukum moral. Pada tahap positivis eksplanasi dinyatakan dalam konteks hukum-hukum yang menghubungkan fakta satu sama lain. Logika positivis menjelaskan setiap fenomena yang menurut hukum gejala itu adalah unsurnya.

Eksplanasi yang menurut Comte tidak dapat dilihat akan disingkirkan dari eksplanasi positivism, karena eksplanasi-eksplanasi demikian termasuk tahap-tahap absolute. Metode pengkajian dunia ini diterapkan untuk menjelaskan serangkaian fenimena yang membentuk materi subyek ilmu0ilmu pengetahuan. Setiap ilmu pengetahuan berasal dari teologis, yang kemudian berkembang ke metafisika dan positivis. Kemudian, pengetahuan ilmiah manusia betambah seiring dengan berjalannya waktu. Mereka mengalami kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan lain.

Menurut Comte, kemajuan pikiran seseorang ditentikan oleh gradasi dalam kompleksitas objek dari sebuah ilmu pengetahuan, yang membangun urutan hierarki ilmu pengetahuan – matematika, astronomi, fisika, kimia, dan sosiologi. Dari kesekian ilmu yang telah disebutkan di atas, Comte berpendapat bahwa sosiologi mengkaji fakta paling komleks, namun dengan generalisasi paling rendah yang mengakibatkan sosiologi belum masuk pada tahap positivis.

Ketika mempelajari astromomi, maka memengaruhi kejadian-kejadian yang ada di bumi , prinsip-prinsip astronomi harus digabungkan ke dalam hukum fisika. Hukum-hukum fisika harus digabungkan dengan kimia.

Sosiologi yang mengandalkan pengamatan sosial yang murni , bukan semata-mata sebagai pelengkap ilmu pengetahuan yang lain. Apabila suatu disiplin menjadi ilmu positivis, maka akan bereaksi dengan ilmu yang lain. Comte mengemukakanbahwa dengan mengetahui hukum-hukum evolusi manusia, yang menjadi landasan kemajuan pengetahuan ilmiah, sosiologi sebagai ilmu pengetahuanakan dapat memandang masa depan yang lebih luas dan turut menyumbang gagasan-gagasan terhadap ilmu yamg dikaji. Sehingga sosiologi dan ilmu yang lain dapat saling melengkapi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun