Kewirausahaan adalah pilar penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Data dari Kementerian Koperasi dan UKM menyebutkan bahwa UMKM menyumbang 61,07% dari PDB Indonesia, setara dengan Rp8.573,89 triliun pada 2021. Namun, potensi ini belum sepenuhnya dioptimalkan, terutama dalam membekali generasi muda dengan keterampilan wirausaha yang relevan.
Meskipun siswa telah mempelajari mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan (PKWU) di sekolah, pembelajaran sering kali hanya bersifat teori. Kesenjangan ini menyebabkan minimnya pengalaman langsung yang diperlukan untuk berwirausaha di dunia nyata. Akibatnya, banyak pelajar yang tidak siap atau kurang percaya diri untuk memulai bisnis sendiri.
Menurut survei, 81% pemuda Indonesia tertarik berwirausaha, tetapi hanya 8% yang benar-benar memulai bisnis. Ini menunjukkan adanya hambatan signifikan seperti kurangnya praktik nyata, akses mentor, dan tekanan untuk mengikuti jalur karier tradisional.
Minimnya Praktik Langsung dalam Pendidikan Kewirausahaan
Saat ini, pendidikan kewirausahaan di sekolah hanya menyentuh permukaan teori. Siswa jarang mendapatkan kesempatan untuk terjun langsung ke dunia usaha. Padahal, pengalaman praktis seperti magang atau proyek bisnis nyata sangat penting untuk membangun keterampilan dan keberanian berwirausaha.
Penurunan jumlah wirausahawan muda sebesar 0,9% pada awal 2024 dibandingkan Agustus 2023 menunjukkan bahwa sistem pendidikan kita belum efektif mempersiapkan generasi muda untuk dunia usaha. Tanpa perubahan signifikan dalam kurikulum PKWU, Indonesia berisiko kehilangan potensi besar generasi muda untuk menggerakkan perekonomian.
Kolaborasi Sekolah dan UMKM Lokal sebagai Solusi
Untuk menjembatani kesenjangan ini, sekolah perlu bekerja sama dengan pelaku UMKM lokal. Program magang atau proyek bisnis berbasis komunitas  dapat memberikan pengalaman nyata yang dibutuhkan siswa. Ini tidak hanya membantu siswa, tetapi juga mendukung UMKM dengan ide-ide segar dari generasi muda.
Selain itu, pemerintah harus meningkatkan dukungan dengan menyediakan fasilitas memadai seperti laboratorium bisnis atau studio kreatif di sekolah.  Pelatihan guru PKWU juga perlu ditingkatkan agar lebih berorientasi pada praktik, bukan hanya teori.
Digitalisasi dan Peran Masyarakat