Mohon tunggu...
ANACHOIR AFDILA
ANACHOIR AFDILA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Antropologi Budaya

Saya seorang mahasiswa Antropologi Budaya di Universitas Gadjah Mada yang memiliki ketertarikan mendalam terhadap studi kebudayaan dan riset lapangan. Melalui pengalaman akademis dan praktis, saya telah mengembangkan pemahaman yang komprehensif tentang berbagai aspek budaya manusia dan metode penelitian etnografis. Saya memiliki keterampilan analitis yang kuat, kemampuan komunikasi yang efektif, dan pengalaman langsung dalam penelitian lapangan yang memungkinkan saya untuk berinteraksi dengan beragam komunitas dan mengumpulkan data yang berharga.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Penerapan Muatan Lokal yang Ideal untuk Mewujudkan Tujuan Pendidikan Nasional

25 Juni 2024   22:00 Diperbarui: 26 Juni 2024   05:53 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Pendidikan di Indonesia saat ini masih berkembang dengan berbagai kemajuan dan tantangan. Meskipun pemerintah telah melaksanakan kebijakan seperti wajib belajar 12 tahun dan peningkatan anggaran pendidikan, akses pendidikan masih timpang, terutama di daerah pelosok negeri. Kualitas pendidikan masih memerlukan adanya peningkatan dengan fokus pada hasil belajar siswa, kualitas guru, dan kurikulum yang berorientasi pada abad ke-21. Tantangan yang ada diiringi dengan beberapa kemajuan yang terlihat seperti peningkatan literasi digital dan pembangunan sekolah yang menjangkau daerah terpencil. Untuk terus mencapai kemajuan tersebut tentunya perlu mempersiapkan sumber daya yang berkualitas dengan mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Hal tersebut tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu Pasal 3 mengenai tujuan pendidikan nasional mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dalam mewujudkan pendidikan yang berkarakter dapat dilakukan melalui pendidikan secara formal, non formal, maupum informal . Saat ini hampir semua sekolah formal di Indonesia mulai mengusahakan menjalankan program pendidikan karakter salah satunya dengan mengembangkan kurikulum muatan lokal (Nafisah, 2016).

Bagaimana sebaiknya kurikulum muatan lokal diterapkan di Indonesia?

Pendidikan muatan lokal (Mulok) di Indonesia memiliki peran penting dalam membentuk generasi penerus bangsa yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dan memahami kekayaan budaya lokalnya. Tujuan tersebut tercapai dengan menjalankan kurikulum pendidikan muatan lokal secara ideal dan perlu menyesuaikan dengan berbagai hal. Pertama, muatan lokal harus menyesuaikan dengan kearifan lokal yang dimiliki masing-masing daerah. Hal ini berarti materi pembelajaran yang diajarkan harus relevan dengan budaya, adat istiadat, nilai-nilai, dan tradisi setempat. Dengan demikian, mulok dapat menumbuhkan rasa cinta dan penghargaan peserta didik terhadap budaya lokalnya. Misalnya pengembangan musik daerah hadrah. Pengembangan kurikulum ini dimaksudkan untuk mengembangkan seni hadrah yang ada di Kota Pasuruan ke dalam suatu wadah pendidikan yang masuk ke dalam suatu kurikulum muatan lokal (Mukhlason, 2016). Kedua, mulok sudah seharusnya dijalankan dengan berbagai pendekatan yang kreatif dan inovatif. Pembelajaran dapat dilakukan dengan tidak hanya terbatas pada pengetahuan namun juga dilakukan dengan diskusi kelompok, permainan edukatif, dan kunjungan lapangan. Hal tersebut ditujukan agar pembelajaran tidak membosankan. Ketiga, muatan lokal sebaiknya diintegrasikan dengan mata pelajaran lain sehingga pembelajaran lebih kontekstual. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memasukkan muatan lokal ke dalam materi pembelajaran mata pelajaran yang relevan, atau dengan mengembangkan proyek pembelajaran yang menggabungkan muatan lokal dengan mata pelajaran lain. Keempat, basis penilaian muatan lokal sebaiknya berbasis keterampilan. Guru dapat menggunakan berbagai metode penilaian seperti observasi, portofolio, proyek, dan penilaian diri untuk mengukur pencapaian belajar peserta didik.

Dengan demikian, penerapan muatan lokal yang efektif memang memerlukan usaha dan kerjasama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, sekolah, guru, dan orang tua. Kerjasama yang baik dari berbagai pihak, diharapkan muatan lokal dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam mewujudkan pendidikan berkualitas yang mencerminkan kekayaan budaya bangsa Indonesia dan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.

Referensi

Mukhlason, M. (2016). Pengembangan kurikulum muatan lokal seni Hadrah Pasuruan. AT-Tahdzib: Jurnal Studi Islam dan Muamalah, 4(1), 1-20.

Nafisah, D. (2016). Peran pendidikan muatan lokal terhadap pembangunan karakter bangsa. Citizenship Jurnal Pancasila Dan Kewarganegaraan, 4(2), 451-468.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun