Ahaa... Tak terasa Anda telah ikut bergerak bukan?
Sahabat budiman. Memang kita harus terus bergerak. Dengan cara dan pola yang paling kita sukai. Jiwa manusia yang diliputi perasaan hati, sering kali terjebak oleh anggapan-anggapan serta emosi yang kita ciptakan sendiri. Seringkali semua itu hanya membuat sesuatu yang tidak produktif bahkan destruktif (merusak).
Lalu bagaimana mengatasinya?
Anthony Robbins mengatakan:"Our emotion is created by our motion". Emosi kita (perasaan sedih, marah, kecewa, melankoli, minder, takut, trauma dll) diciptakan oleh gerakan kita sendiri.
Nah, jika Anda mengalami situasi semcam itu, maka cara mengatasinya adalah dengan "mengubah gerak" untuk mengubah "emosi negatif" menjadi suatu hal yang positif dan produktif. Dalam situasi demikian, Anda adalah pribadi-pribadi yang sangat berdaya (resourcefulness).
Hari ini kita bisa melihat sebuah kasus yang demikian menggugah. Apa yang membuat seorang kakek berusia 115 tahun menunaikan ibadah haji ke tanah suci tahun ini?
Tak lain karena gerak jiwa, pikiran, dan tubuh yang fokus menggapai kebaikan. Secara kesehatan lahiriah, sulit dimengerti dikatakan atau tidak mungkin orang setua itu  mengikuti ritual haji yang sarat kegiatan fisik yang tidak ringan. .
Dus, apa yang ingin saya simpulkan adalah: susah, senang, sedih, bahagia, sukses, dll, berpangkal dari gerak yang telah kita ciptakan sendiri. Dan semua tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan proses kontinyu dan terus menerus.
Subhaanallah. Maha Suci Allah yang telah menciptakan sunnahnya bernama gerak.