Minggu pagi (19/06), saya menemukan sebuah kegiatan unik di lahan kosong di Desa Lengkong Gundang Timur, Serpong, Tangerang Selatan. Sebuah rombongan sebanyak 50 orang berseragam kaos putih, berjalan kaki beriringan menuruni lahan kering yang sudah disiangi. Di pinggir jalan itu terpampang spanduk:"Wartawan Takut Cacing?"
[caption id="attachment_115143" align="alignleft" width="300" caption="Menebar benih "][/caption] Mereka adalah para wartawan ibu kota yang mengikuti ‘Pelatihan Berkebun untuk Wartawan’ yang diselenggarakan oleh Banten Berkebun bekerjasama dengan HSBC. Mereka belajar berkebun dengan menanam tanaman sayuran seperti kangkung dan bayam.
Banten Berkebun adalah bagian dari Indonesia Berkebun, sebuah pilot project untuk menciptakan lahan hijau di tengah kota yang juga memberikan manfaat bagi komunitas sekitar. Aktifitas berkebun dilkukan pada akhir pekan dengan menanam sayuran dan buah-buahan.
Meski baru berdiri enam bulan lalu, sampai saat ini gerakan Indonesia Berkebun telah memiliki jaringan di berbagai kota yaitu, Jakarta Berkebun, Bandung Berkebun, Banten Berkebun, Bogor Berkebun, Semarang Berkebun, Gorontali Berkebun, Depok Berkebun, Surabaya Berkebun, Jogja Berkebun, Solo Bekebun, Medan Berkebun, Padang Berkebun, Pontianak Berkebun, dan Tasikmalaya Berkebun.
Menurut Koordinator Banten Berkebun, Ida Amal, “
Kegiatan ini merupakan yang kedua kalinya, setelah Banten Berkebun melakukan kegiatan perdana pada 22 Mei 2011. Kegiatan tersebut telah menghasilkan tanaman kangkung yang siap dipanen oleh para wartawan peserta pelatihan.
[caption id="attachment_115146" align="alignright" width="300" caption="Penen kangkung organik"][/caption] Boleh jadi ini adalah kegiatan yang baru pertama kalinya dimana wartawan diajak berkebun. Dalam praktik pelatihan berkebun ini, para wartawan diminta menanam dengan cara menaburkan benih kangkung dan bayam di atas lahan yang telah disediakan sesuai tanda media masing-masing. Dalam waktu 18 hari ke depan, akan dilihat bagaimana hasil mereka.
Mengapa dipilih tanaman bayam dan kangkung? Selain cara menanamnya mudah, komoditas ini juga mudah dipasarkan. Selain itu, kelebihan yang diberikan oleh Banten Berkebun ini adalah, teknik menanam sayuran secara organik tanpa menggunakan pestisida dan pupuk kimia. Selain kompos, teknologi yang digunakan adalah pupuk organik cair Agrobost yang selama ini telah teruji dan diterima pasar secara luas. Dengan teknologi Agrobost, selain meningkatkan produktifitas tanaman, juga memperpendek masa tanam kangkung yang umumya berumur 21 hari menjadi 18 hari.
Menurut Ida Amal, kegiatan pelatihan berkebun ini akan terus dilaksanakan oleh Akademi Berkebun. Akademi Berkebun adalah Program pelatihan berkebun yang dijalankan oleh Indonesia berkebun, baik secara teori di kelas maupun praktik di lapangan. Saat ini progam Akademi Berkebun baru dilaksanakan oleh Banten Berkebun bekerja sama dengan Agrobost yang menyediakan kelas pelatihan, teknologi, dan lahan praktik.
[caption id="attachment_115147" align="alignleft" width="300" caption="Wartawan takut cacing?"][/caption]
.Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H