Mohon tunggu...
Ana Atikah
Ana Atikah Mohon Tunggu... Lainnya - @atikahanaaa

Seorang mahasiswa dan asisten apoteker yang hobi menulis dan jalan-jalan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Antibiotik Bukan Vitamin

10 Oktober 2022   14:54 Diperbarui: 10 Oktober 2022   15:00 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semua orang pasti tak asing dengan kata "amoxicillin" atau mungkin "imboost", antara antibiotik dan vitamin. Keduanya punya tempat tersendiri di hati masyarakat umum. Antibiotik yang merupakan obat untuk mengobati infeksi karena bakteri, seakan punya stigma lain yang oleh karenanya ia dijuluki sebagai "obat dewa". Sedangkan vitamin adalah salah satu nutrisi dasar yang dapat membantu mengatur metabolisme, mencegah penyakit, dan juga memelihara kesehatan tubuh.

Karena peranan kedua obat tersebut yang luar biasa, tak sedikit dari masyarakat Indonesia yang seolah "ketergantungan" terhadap kedua obat tersebut. Bahkan sejak pandemi Covid-19 melanda, permintaan terhadap kedua obat tersebut meningkat dengan pesat. Tak jarang juga hingga fasilitas pelayanan kesehatan kehabisan stok karena permintaan yang teramat tinggi. Di tengah gempuran berbagai penyakit, kebutuhan akan vitamin memang perlu ditingkatkan. Selain dari makanan yang dikonsumsi setiap hari, nutrisi vitamin juga bisa didapatkan dari produk vitamin yang dijual bebas di pasaran terutama dalam fasilitas pelayanan kesehatan.

Kecemasan kolektif yang didorong oleh beredarnya broadcast tentang kebutuhan akan antibiotik dan vitamin, menyebabkan masyarakat ramai-ramai membeli dengan alasan "persediaan". Tapi, antibiotik bukanlah vitamin. Antibiotik yang diberikan selalu harus dihabiskan. Hal itu bertujuan agar tidak terjadinya resistensi antibiotik, yang didefinisikan sebagai tidak terhambatnya pertumbuhan bakteri dengan pemberian antibiotik. Resistensi terjadi apabila bakteri mengalami perubahan genetik (mutasi) sehingga menyebabkan hilangnya efektivitas antibiotik. Jadi, bijak dan cerdaslah dalam mengkonsumsi antibiotik dan vitamin.

Antibiotik bukanlah vitamin, bukan untuk dijadikan persediaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun