Mohon tunggu...
Ana Nuraini
Ana Nuraini Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

topik konten psikologi kognitif

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pelecehan Perempuan di Transjakarta

31 Desember 2023   15:34 Diperbarui: 31 Desember 2023   16:02 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Maraknya pelecehan seksual yang sering terjadi di tempat umum, kini menimbulkan rasa khawatir bagi para perempuan,terlebih lagi saat ini kasus seksual tidak memikirkan tempat. Baru-baru ini terjadi kasus pelecehan seksual di kendaraan umum dimana korban berinisial H (22 tahun)mengalami pelecehan seksual yang dilakukan oleh seorang laki-laki berinisial M (56 tahun) dengan menggesek-gesekan alat kelaminya ke bokong korban (H) saat keadaan Bus Transjakarta sedang padat.

Melalui akun sosial media pribadinya (H) mengungkapkan peristiwa pelecehan seksual yang dialaminya. (H) menceritakan " Saat menaiki bus, saya merasakan ada sesuatu yang aneh dan tidak wajar di daerah bokong saya. Sesekali,orang dibelakang saya mengarahkan kakinya kebetis saya" tulis (H) di akun sosial medianya. Karena merasa ada yang tidak beres, H langsung meminta bantuan pada perempuan yang ada di sampingnya.

Selang beberapa menit perempuan tersebut langsung menarik H untuk pindah ketempat yang lebih aman. Karena aksinya terpegok, H sempat menahan pelaku saat turun halte dengan di bantu  dua orang pria agar M tidak kabur. Namun, pelaku sempat berhasil melarikan diri. Polda Metro Jaya bertindak cepat untuk meringkus pelaku yang sempat kabur.

Dari kasus diatas dalam konteks psikologi kognitif, korban pelecehan mungkin mengalami gangguan dalam pemrosesan informasi dan penilaian situasi. Kejadian traumatis tersebut dapat menciptakan bias kognitif, seperti peningkatan sensitivitas terhadap ancaman atau perasaan tidak aman yang berlebihan. Hal ini dapat mempengaruhi kemampuan korban untuk mengevaluasi pilihan yang ada secara objektif dan membuat keputusan yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan keamanan mereka.

Selain itu, proses pengambilan keputusan korban juga dapat dipengaruhi oleh mekanisme pertahanan psikologis. Beberapa korban mungkin cenderung untuk menghindari konfrontasi atau melaporkan kejadian tersebut karena perasaan malu atau rasa bersalah yang mungkin muncul. Ini menciptakan dilema internal yang kompleks dalam pengambilan keputusan, di mana korban harus menyeimbangkan antara kebutuhan pribadi, perlindungan diri, dan kemungkinan dampak sosial dari keputusan mereka.

Penting untuk memahami bahwa pemahaman tentang psikologi kognitif dalam konteks pengambilan keputusan dapat membantu pihak berwajib, dukungan masyarakat, dan layanan kesehatan mental untuk memberikan pendekatan yang lebih sensitif dan mendukung dalam menangani kasus pelecehan, mengakui kompleksitas proses keputusan yang dihadapi oleh korban.

Proses pengambilan keputusan mereka dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor emosional, seperti rasa takut dan kecemasan yang mungkin merintangi kemampuan mereka untuk membuat keputusan yang rasional. Selalu teringat akan perkataan dari pelaku pada beberapa hari, menyalahkan diri dan perasaan tidak terima atas perlakuan disimpulkan sebagai dampak negatif menjadi korban pelecehan seksual (Izzaturrohmah, & Khaerani, 2018).

penulis: Ana nuraini, Dian martha prasetyaningrum, Maria Valentina galuh, Mayang nurfani P.

Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa fakultas psikologi

ibu Flora Grace Putrianti selaku Dosen Psikologi Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun