Mohon tunggu...
Ana Fauzia
Ana Fauzia Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Semaput adalah Jalan Ninjaku

10 Desember 2021   20:35 Diperbarui: 10 Desember 2021   20:39 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pagi ini aku berangkat agak terlambat dari biasanya. Jarak dari rumah ke sekolah sekitar 30 menit naik bis, itu pun kalau jalanan tidak sedang macet. Dengan buru-buru aku berlari sekencang mungkin untuk bisa sampai ke halte. Hari ini rasanya aku begitu sial, pekerjaan rumah tidak sempat selesai kukerjakan karena mati lampu, ditambah hari ini aku mungkin akan dijemur oleh Pak Mahmud karena terlambat.

"Ahhh, bagaimana bisa aku telat bangun, padahal mimpiku tadi malam juga nggak indah-indah banget" gumamku sambil gelisah tak karuan di dalam bis, serasa ingin turun dan berlari secepat kilat. Dengan rasa syukur, aku pun sampai di depan gerbang sekolah, ku lihat jam di tangan ku menunjukkan pukul 7.20 am, itu artinya aku terlambat 20 menit. 

Sejenak aku diam, dan memikirkan alasan apa yang sekiranya masuk akal. Dari kejauhan terlihat anak-anak cowok sedang bersiap untuk jam olahraga hari ini. Ahhhh betapa malunya diriku, ini kali pertama aku telat masuk sekolah. Kalau saja aku sampai dihukum dan dijemur di tengah lapangan, pasti kelas akan ramai sekali akan pembicaraan tentangku.

Aku pun berlari menuju gerbang dengan penuh rasa bersalah, mengharapkan kerendahan hati dan rasa kasihan Pak Mahmud. Namun betapa naasnya nasib diriku, sesampaiku di hadapan Pak Mahmud, kaki ku terpeleset dan membuatku terjatuh. Saat terjatuh, dalam sepersekian detik ide cemerlang ku muncul bagai mendapatkan wahyu dari langit. 

"Hmmmm, sepertinya aku lebih baik pura-pura semaput saja biar aku bisa masuk. Kalau nanti aku sudah sampai di dalam, kemudian di tanya kenapa bisa telat, aku bisa jawab kalau hari ini badan ku serasa tidak enak sehingga aku sampai jatuh pingsan" gumamku dalam hati.

Tidak lama kemudian terdengar suara Pak Mahmud memanggil anak-anak cewek untuk membantu mengangkat badan ku dan membawa ku ke ruang UKS. Ketika sudah sampai diruang UKS, akhirnya aku bisa bernapas lega dan lolos hari itu dari penjagaan Pak Mahmud. Tak bisa kubayangkan bagaimana aku akan berdiri di tengah lapangan dan ditonton oleh anak-anak satu sekolah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun