Dikatakan pesatren apabila didalamnya terdapat santri dan kyai pada umumnya. Lebih dari itu pasti mencangkup karakteristik pesantren, diantaranya pola umum pendidikan pesantren, metode pembelajarannya, kulturnya, dan banyak sekali hal lain.
Awalnya, pesantren hanya memiliki 3 unsur yang meliputi kyai, santri, dan masjid. Ketiga unsur ini sangat sudah mencukupi bagi santri untuk mendalami ilmu agama islam. Kyai sebagai penjelasnya, santri sebagai pengecap ilmu dan masjid sebagai sarana berlangsungnya proses tersebut. Santri tidak menginap atau menetap, melainkan pulang ke rumah masing-masing ketika proses pembelajaran telah usai.
Tahun-tahun berjalan, maka pesantren pun berkembang. Mulai terdapat petak-petak ruangan yang fungsinya sebagai tempat tidurnya para santri, maka dari sinilah timbul istilah santri mukim dan juga santri kalong, dimana santri mukim adalah santri yang bermukim atau menetap sedangkan santri kalong adalah santri yang pulang ke rumah masing-masing ketika proses pembelajaran telah usai. Petak-petak tersebut telah kita kenal dengan sebutan pondok, hingga timbullah istilah baru yakni pondok pesantren.
zaman semakin berkembang, pesantren juga terus mengalami perkembangan guna menyeimbangkan dengan keadaan sekitar. Adanya pendidikan umum dalam pesantren yang meliputi jenjang SD, SMP, SMA, bahkan dimasa sekarang terdapat pesantren yang didalamnya terdapat pendidikan tingkat perguruan tinggi. Hal tersebut juga memunculkan istilah baru, yakni pesantren salaf dan pesantren modern.
Pesantren salaf maupun pesantren modern, keduanya memiliki banyak kesamaan unsur, mulai dari model pembelajaran, kultur pesantren, dan juga kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan. Misal sorogan, sorogan tetap bisa kita dapati di pesantren manapun, entah itu salaf ataupun modern.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H