Mohon tunggu...
Ana Hardiana
Ana Hardiana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S3 Ilmu Lingkungan

Konten yang disukai terkait Arsitektur, Perumahan dan Lingkungan Hidup

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Arsitektur, Sanitasi dan Lingkungan Berkelanjutan

4 Juli 2023   17:08 Diperbarui: 4 Juli 2023   17:24 1274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Arsitektur, sanitasi, dan lingkungan berkelanjutan merupakan aspek yang perlu diperhatikan untuk mencapai keseimbangan lingkungan dan kesehatan masyarakat. 

Arsitektur yang berkelanjutan dapat menciptakan bangunan dan lingkungan yang sehat dan ramah lingkungan, sementara sanitasi berkelanjutan dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Lingkungan berkelanjutan menekankan perlindungan dan konservasi alam serta upaya untuk mengurangi dampak negatif yang dihasilkan oleh aktivitas manusia. Hal ini mencakup pelestarian ekosistem, pengurangan emisi gas rumah kaca, dan perlindungan keanekaragaman hayati.

Sanitasi dan kesehatan masyarakat memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat. Beberapa hal terkait sanitasi lingkungan yang harus diperhatikan meliputi pengelolaan air limbah, akses terhadap air bersih, pengelolaan limbah padat, praktik kebersihan dan hygiene, serta pemberantasan penyakit menular. 

Adanya sanitasi yang memadai, seperti penyediaan sistem air bersih dan sanitasi yang baik, serta pengelolaan limbah yang efektif, mampu mengurangi penyebaran penyakit menular.

Sanitasi dalam arsitektur merupakan aspek penting yang harus diperhatikan dalam merancang bangunan. Beberapa hal yang terkait dengan sanitasi dalam arsitektur sebagai berikut:

  • Desain arsitektur harus memperhitungkan penyediaan fasilitas sanitasi yang memadai, seperti toilet, kamar mandi, dan tempat cuci tangan. Fasilitas sanitasi ini harus dirancang agar nyaman, higienis, dan mudah diakses oleh penghuni bangunan. Selain itu perlu dipertimbangkan pula penggunaan teknologi sanitasi yang inovatif.
  • Sistem drainase dan pembuangan air limbah dalam bangunan harus dirancang dengan baik, untuk memastikan bahwa air limbah dibuang secara efisien dan aman agar tidak mencemari lingkungan sekitar.
  • Desain arsitektur harus memperhatikan penggunaan air yang efisien, seperti penggunaan peralatan sanitasi yang hemat air. Selain itu pengumpulan air hujan untuk dimanfaatkan dalam keperluan sanitasi seperti pengurasan toilet ataupun penyiraman tanaman.
  • Desain arsitektur harus memperhitungkan ventilasi silang untuk memastikan sirkulasi udara yang baik di dalam bangunan, sehingga mengurangi risiko penyebaran penyakit dan menjaga kualitas udara dalam ruangan.
  • Desain arsitektur harus mempertimbangkan kemudahan kebersihan dan pemeliharaan fasilitas sanitasi. Bahan bangunan yang mudah dibersihkan, permukaan yang tahan terhadap kelembaban, dan pengaturan ruang yang memudahkan akses untuk pembersihan dan pemeliharaan peralatan sanitasi.

Dengan memperhatikan sanitasi dalam desain arsitektur, bangunan dapat menyediakan lingkungan yang sehat dan higienis bagi penghuninya. Selain itu, pendekatan arsitektur yang berkelanjutan dalam sanitasi dapat membantu mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, seperti penggunaan air yang berlebihan maupun pembuangan air limbah yang tidak tepat.

Arsitek memiliki tanggung jawab dalam merancang bangunan yang mendukung sanitasi lingkungan yang baik. Arsitek harus mempertimbangkan desain fasilitas sanitasi, pengelolaan air limbah, ventilasi, pencahayaan alami, dan keberlanjutan dalam desain bangunan. 

Selain itu arsitek juga dapat berperan dalam mengedukasi masyarakat tentang pentingnya sanitasi lingkungan, serta dapat membantu untuk mengintegrasikan sanitasi yang baik dalam desain dan konstruksi bangunan.

Sanitasi lingkungan merupakan salah satu aspek penting dari lingkungan berkelanjutan. Masyarakat memiliki peran penting dalam menciptakan dan menjaga sanitasi lingkungan yang berkelanjutan. 

Masyarakat perlu memiliki kesadaran dan pengetahuan tentang praktik sanitasi yang baik, serta memiliki perilaku yang mendukung sanitasi yang baik, seperti penggunaan toilet, pencucian tangan yang tepat, dan pengelolaan limbah yang benar. 

Partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan, pengawasan, dan pemeliharaan fasilitas sanitasi sangat penting untuk memastikan keberlanjutan dan efektivitasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun