Mohon tunggu...
Ana Khoirina
Ana Khoirina Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Meningkatkan Pembelajaran Sastra Melalui Media Sastra Digital

6 Januari 2023   10:00 Diperbarui: 6 Januari 2023   10:04 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Seiring berjalannya waktu dan perkembangan teknologi dan komunikasi, banyak orang menjadi tergantung pada sistem digital seperti gadget dan komputer. Hampir semua orang menggunakan teknologi, termasuk media sosial, untuk berkomunikasi, menghibur, bahkan bekerja. Di balik perkembangan teknologi yang semakin memudahkan ini, ternyata ada juga dampak negatifnya, salah satunya menyebabkan generasi milenial kehilangan minat membaca dan menulis karya sastra. Kebanyakan orang lebih suka mengikuti tren yang menyebar di jejaring sosial daripada membaca dan menulis buku.

Bahkan, perkembangan sastra juga mengikuti perkembangan teknologi. Mulanya, sastra dimulai dengan sastra lisan, yang kemudian berkembang seiring waktu menjadi sastra tulis. Seiring waktu, muncul literatur digital yang menggunakan teknologi sebagai alat (komputer, ponsel, internet).

Sastra digital memungkinkan pengarang mengolah kreativitasnya secara optimal baik secara aural maupun visual. Hal itu terlihat dari pemberitaan yang muncul di jejaring sosial yang isinya sangat berkaitan dengan sastra, khususnya puisi. Ini tentu saja meningkatkan keterampilan menulisnya dan karyanya dengan cepat menyebar di kalangan pembaca sastra.

Ketika sastra diterapkan secara digital, budaya literasi memiliki aspek positif dan negatif, khususnya di Indonesia. Kini masyarakat lebih mudah mengakses karya sastra untuk dikonsumsi atau untuk memproduksi karya sastra. Minat generasi milenial dalam membaca dan menulis juga semakin besar, tinggal ditanyakan apakah mereka membaca dan menulis karya sastra atau tidak. Hal ini tentunya kita lihat dalam berbagai media akses karya sastra, baik itu mailing list atau milis, blog, page atau media sosial Facebook dan Twitter serta media sosial lainnya.

Sastra digital berfungsi sebagai proses pembelajaran dan memperluas apresiasi sastra dari beberapa kalangan. Munculnya sastra digital dalam perkembangan sastra di era digital menunjukkan bahwa teknologi dan budaya berjalan beriringan. Karya tulis kemudian dapat diakses dari berbagai lokasi hanya dengan menggunakan ponsel dan internet. Adanya sastra digital diharapkan dapat menjadi sarana untuk menyalurkan pemikiran atau hobi ke dalam tulisan dan sarana untuk meningkatkan minat membaca dan mempelajari sastra pada generasi milenial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun