Mohon tunggu...
Ana Nur Fitri
Ana Nur Fitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Sosiologi

Senang mencoba hal baru yang bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sosiologi Modern:Erving Goffman

12 Oktober 2022   10:49 Diperbarui: 12 Oktober 2022   11:29 516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Erving Goffman merupakan Sosiolog yang pernah menempuh pendidikan sarjana di Universitas Toronto dan ia menerima gelar doktornya di Universitas Chicago. Tokoh sosiologi modern yang lahir di Alberta, Canada, ini memiliki pemikiran yang bermahzab interaksionisme simbolik, di antaranya adalah; stigma, dramaturgi, dan konsepnya dalam pendidikan. Namun, yang akan saya bahas di sini ialah pemikiran Goffman mengenai dramaturgi.

Apa itu dramaturgi? Sebuah konsepsi yang lahir dari makna pementasan sebuah drama. Layaknya sebuah drama yang menampilkan cerita yang dilakukan oleh para aktor dengan perannya masing-masing di atas panggung, kehidupan manusia memiliki hal yang demikian, menurut pandangan Goffman. Manusia sebagai aktor memiliki peran yang berbeda ketika ia berada di depan dan di belakang panggung. Individu yang sedang berada di front stage melakukan peran sesuai dengan apa yang ingin disampaikan kepada idividu lain. mulai dari mempersiapkan setting atau pendukung fisik yang dapat menunjang perannya hingga front personal atau sikap dan tingkah laku individu tersebut disesuaikan dengan citra yang ingin dibangun atau dapat disebut dengan pencitraan. Semua dilakukan sedemikian rupa dengan harapan makna tindakan tersebut dapat tersampaikan sesuai dengan yang dimaksud.

Lalu, bagaimana seorang aktor ketika ia berada di back stage? Sama halnya ketika kita ingin membuat sebuah pertunjukan, ada beberapa hal yang harus dikerjakan di balik layar pertunjukan. Dalam kehidupan manusia, sang aktor juga mempersiapkan perannya. Di balik layar ini, individu menunjukkan sifat aslinya. Momentum, setting, personal front, acquirence, manner, serta gaya attau perilaku adalah hal-hal yang harus diperhatikan agar sebuah "drama" dapat berjalan dengan baik.

Menurut Goffman, setiap individu melakukan dramaturgi. Pemikirannya tentang drammaturgi telah dibukukan pada tahun 1959 dalam karyanya yang berjudul The Presentation of Self in Everyday Life. Dengan memahami konsep dramaturgi, kita dapat menganalisis motif tindakan seseorang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun