Mohon tunggu...
Ana Khoiruroh Khoiruroh
Ana Khoiruroh Khoiruroh Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Just a simple person, interest about psychology, literature, history of science.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

True and Inspiring Story from Miyuki

16 Februari 2014   15:27 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:46 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Negeri Matahari, selalu manis untuk dinikmati. Selalu indah untuk diselami, tentang filodofi hidup orang2 di negri sakura ini. Kali ini tentang Miyuki Inoue dan Ibu nya. Teman2 dr sastra jepang mungkin sudah tak asing dg kisah nyata ini.

Miyuki Inoue, Terlahir dg berat 500gr, di vonis hanya bertahan hisup 5 hari, di inkubator 5-7 bulan, mata tidak bisa melihat total, dan sang ibu berstatus single. Psikologis sang ibu begitu terpuruk dengan kompleksitas kegundahan dan ujian kehidupannya, namun bersama dengan kondisi seperti itu sang ibu justru memiliki semangat dan keyakinan luar biasa bahwa ia bisa mengusahakan agar bayinya bisa berkesempatan hidup di dunia dan ia yakin bisa membesarkannya dengan kasih sayang terbaiknya.

Ada banyak hal yang sepertinya sulit terjadi, sulit dilakukan, dan sulit di raih jika memakai kacamata orang normal. Namun, beginilah sejarah nyata kisah Miyoki dan Ibu terkasihya.

Di awal kisah emosi kita akan dibuat kesal dan gemes terhadap optimisme sang Ibu, yang selalu mendidik dan memperlakukan Miyuki layaknya anak normal. Bentakan dan marahan, sering terlontak dr Ibu, hanya karena Miyoki tak mampu melakukan aktifitas fisik selayaknya anak-anak normal lainnya. Tak jarang, protes balik dari mulut manis Miyuki pun selalu terlontar balas. Misal: 'ibu ini seperti setan' dst. Bagaimana tidak harus terpaksa terlontar kata yang sesungguhnya juga tidak pantas, Miyuki sering di bentak hanya karena menaiki tangga lalu terjatuh, atau ketika berjalan di stasiun tongkatnya terjatuh, dan bahkan sang ibu memaksanya belajar menaiki sepedah kayuh. Tetapi di akhir kisah air mata kita mungkin akan deras menetes karena Miyuki dan pembaca novel ini akan merasakan betapa keberhasilan2 luar biasa yg diraih oleh Miyuki tidak lepas dri segunung optimis sang Ibu. Miyuki pun berhasil menaiki sepedah seperti anak normal, memenangkan kejuaraan menulis (tingkat nasional di Jepang) dan isi tulisannya tidk lepas dr kisah nyata antara ia bersama sang Ibu yang menggugah banyak jiwa di sekitarnya, tentang arti kasih, perjuangan, cinta, kesungguhan, Tuhan dst.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun