Masih sama seperti akhir tahun lalu umat Islam disibukan dengan persoalan mengucapkan “Selamat Natal” atau Tasyabuh alias mengikuti kebiasaan di luar agama Islam. Antara boleh atau tidak boleh?
Sadarkah kita melarang orang untuk memakai topi natal karena dianggap itu cara non muslim padahal memakai jas dan dasi juga cara non muslim? sadarkah kita kalau cara memakai peci untuk shalat berwarna putih/hitam sudah dilakukan oleh agama-agama lain sebelum Islam? Tapi untuk apa juga umat Muslim memakai topi natal yah.. tak ada salahnya tetap menunjukan ciri muslim walaupun disaat acara non muslim yang terpenting tetap rukun dalam beragama.
Saya sebagai seorang muslim ingin membahas dalam sudut pandang lain, mungkin ini bisa menyadarkan kita tentang subtansi lainnya yang lebih penting. Sebagian umat Islam melarang untuk bertasyabuh bahkan mengucapkan “selamat natal” dengan alasan bahwa kita akan membenarkan aqidah umat Kristen? Namun ada aqidah umat Kristen yang masih tertanam dalam hati kita yang datangnya bukan setahun sekali laiknya natal, aqidah yang tertanam itu hari-hari melekat pada diri dan masih dipercayai.
Apakah itu? Yaitu menyakini nabi Isa as., masih hidup di langit! Apalagi dengan jasad kasarnya. Anda melarang orang bertasyabuhdan mengucapkan “Selamat Natal” sedangkan anda sendiri mempercayai Nabi Isa as., masih hidup di langit?
Jika anda mempercayai hal tersebut, maka anda merugikan agama anda sendiri : anda telah mendukung pihak Kristen untuk lebih memuliakan nabi Isa as., yang mulia di langit dibanding nabi Muhammad Saw. yang wafat lalu dimasukan ke tanah
Mari kita berfikir lebih mendalamtak hanya sekedar kulit tapi teliti lebih mendalam perkara iman pada hati masing-masing apa masih ada akidah-akidah Kristen yang masih tertanam di dalam hati dan menjadi sebuah kayakinan? yaa.. keyakinan yang salah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H