Tentu tidak semua orang merasa puas terhadap kepemimpinan presiden Jokowi, seperti kata pepatah 'Kita tidak bisa memuaskan semua orang.' Terlintaskah di dalam benak kita untuk memberontak? sebagai ekspresi ketidak puasan tersebut.
Pemberontakan sendiri dapat dikenakan tindakan pidana melanggar hukum, apalagi jika berfikir untuk mengganti ideologi negara seperti yang pernah dilakukan HTI, namun hal itu sudah menjadi kenangan sebab HTI kini telah dilarang, seperti 5 ormas lainnya.Â
Jika kita memiliki pandangan presiden Jokowi tidak benar dalam menjalankan pemerintah hanya menguntungkan cina semata sehingga zolim kepada para ulama sehingga layak dikatakan pemerintah thogut. Menolak lupa peristiwa ledakan bom bunuh diri yang terjadi pukul 08.45 WIB di Medan pada Rabu, 13/11/2019 terjadi karena ketidak puasan, 'baiknya taat kepada pemerintah atau memberontak?'Â
Apa pendapat Islam? Qs. An-Nahl: 90, 'Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.'ayat ini selalu diserukan dalam khutbah shalat jumah. Ada tiga seruan yang harus ditinggalkan yaitu fakhsya (perbuatan menjijikan), munkar (perbuatan yang merugikan) dan al-bagyu (kezaliman).
Perhatikan Kata al-bagyu adalah perbuatan yang melebihi batas sehingga menimbulkan kehancuran atau berarti juga berlebihan dalam memperjuangkan hak dan kewajiban. Â Ini adalah sebuah batasan yang diajarkan Islam bagi kita dalam bersikap.
Pemberontakan dalam misi menggulingkan pemerintah yang sah adalah tindakan kezaliman. Pesta demokrasi lima tahunan pada tahun 2019 kemarin menelan biaya yang sangat mahal sebesar 25 triliun, akankah ingin kita rusak?
Tentu dalam hati akan terasa sangat mendidih ketika kita yakin bahwa pemerintah telah berbuat zolim walaupun belum tentu yang kita yakini itu benar. Khalifah Ahmadiyah yang selalu berusaha menjaga perdamaian dunia mengingatkan kita akan pesan dari nabi Muhammad Saw. dalam Hadits Shahih Bukhari kitabul Fitan, Rasulullah Saw bersabda, 'Sepeninggalku kalian akan melihat hal-hal yang tidak kalian sukai. Teruslah kalian bersabar dalam pekerjaan-pekerjaan itu sampai berjumpa dengan-ku di telaga Kautsar.'
Kemudian lagi, Zaid bin Wahab berkata, 'Saya mendengar dari Abdullah bin Mas'ud ia mengatakan: Rasulullah Saw bersabda kepada kami, 'Kalian akan menyaksikan hak-hak kalian akan diambil dan diberikan kepada orang lain kemudian kalian akan menyaksikan terjadinya perkara yang paling buruk.' Lalu sahabat bertanya, 'Wahai  Rasul! Dalam masa seperti itu, apakah yang engkau perintahkan? Bersabda, 'Penuhilah hak para pemimpin pada masa itu dan mintalah hak kalian kepada Allah.' (Hadis Bukhari, kitabul fitan No.7052)
Lihatlah bagaimana sebenarnya praktek dari Yang Mulia Rasulullah Saw. tidak ada ajakan ataupun ajaran memberontak sebaliknya kita harus memenuhi apa yang diminta oleh pemerintah. Bahkan, berani membangkan ada hukumannya yaitu mati jahiliyyah seperti dijelaskanhadis ini :
Ibnu Abbas ra meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda, 'Orang yang tidak menyukai suatu hal dari pemimpinnya maka hendaknya ia bersabar. Karena orang yang keluar dari ketaatan kepada amir (pemimpin) meskipun hanya sejengkal, maka ia akan mati dalam keadaan mati jahiliyyah.' (Bukhari, No.7053)
Ternyata jika jihadnya salah melawan pemimpin bukannya mendapatkan 70 bidadari malah mati dalam keadaan mengenaskan yaitu jahiliyyah. Â Sekali lagi pesan nabi Muhammad Saw. adalah untuk tetap mentaati pemerintah, dikatakan dalam hadis :