Sering dipertanyakan, kenapa banyak ulama (intoleran) yang tidak menghendaki adanya Ahmadiyah? Sejarah ke-Islam-an sudah mencatat dengan baik bahwa hal seperti itu sudah menjadi watak dari mereka yang memendam rasa dengki dan kebencian terhadap keyakinan seseorang tentang adanya sosok utusan Tuhan, setiap utusan Tuhan memiliki ‘firaun-firaun’ nya tersendiri yang tiada hentinya berusaha menyembunyikan dan memadamkan cahaya dengan mengerahkan segala daya-upaya, kekuatan dan kekuasaan yang mereka miliki mencoba memaksa penguasa dan rakyat semua agar ikut ‘menghapus’ keberadaan Ahmadiyah dimana saja dengan segala bentuk iming-iming kebendaan duniawi dan kekuasaan. Didekatkan siapa yang mau mendustakan Ahmadiyah dan dijauhkan siapa yang berani membenarkannya.
Tentu kita semua memahami bahwa pesan-pesan kedatangan utusan Tuhan yang disuarakan secara global pasti menimbulkan kekhawatiran kaum zhalim akan kehancuran singgahsana mereka dan menumbangkan tahta kekuasaan. Padahal hal ini merupakan ketakutan semata. Sehingga masih berkembangnya Ahmadiyah di penjuru dunia merupakan salah-satu tanda mu’jizat kebenaran yang tidak bisa dibantah.
Adalah suatu yang tidak dapat diragukan lagi, bahwa kaum zhalim yang berusaha menghancurkan segala hak Ahmadiyah berusaha menjatuhkan siksaan yang amat pedih atas pengikut Ahmadiyah, dengan berbagai macam cara yang paling keji, antara lain penyiksaan, pemboikotan, dihinakan, dipukuli, dijatuhkan martabatnya, dirampas harta bendanya, dibunuh dan dijauhkan dari setiap hak Islam yang dimilikinya sedemikian rupa sehingga dengan perlakuan tersebut pengikutnya dibuat putus asa akan keadilan para penguasa dan kehilangan kepercayaan diri dalam pergaulan dalam masyarakat .
Begitu pula kita saksikan, para penguasa ikut memilih jalan sesat tersebut dikarenakan takut kehilangan suara dalam memperoleh kekuasaan. Mengesahkan apa yang dikehendaki para ulama zhalim, berlomba-lomba menyenangkan hati mereka supaya mendapat dukungan kekuasaan. Penguasa ini menyetujui semua peraturan terkait Ahmadiyah tanpa memisahkan terlebih dahulu antara yang benar dan salah, yang zhalim dan yang adil. Semua semata-mata karena ingin mempertahankan jabatan, dan takut akan kelengseran atau pun sangat ingin mendapatkan jabatan.
Selain dari itu, ulama awam dipelosok negeri yang merupakan kaki tangan penguasa dipergunakan untuk mempropagandakan pendapat-pendapat mereka diantara para ulama yang bersikap duniawi. Setiap kali mereka mendengar penguasa atau ulama besar mereka menolak Ahmadiyah maka dengan cepatnya ucapan itu dijadikan hujjah yang tidak tergoyahkan, lalu disebar-luaskan diantara masyarakat awam dan orang yang tidak mengerti ke seluruh negeri, dan ditetapkan sebagai dasar hokum yang kuat disetiap waktu.
Tahun 1925 Ahmadiyah sudah ada di Indonesia ikut serta membangun kemerdekaan Indonesia bersama pendiri bangsa, sampai saat itu semua baik-baik saja hingga setidaknya sampai kepentingan luar Indonesia muncul 1974 pemerintah diundang menghadiri OKI yang menjelaskan Ahmadiyah keluar dari Islam, disusul 1981 oleh surat kedubes Arab Saudi kepada Menteri Agama meminta untuk melarang Ahmadiyah ada di Indonesia maka 1984 rakernas MUI mengatakan Ahmadiyah berbahaya untuk Indonesia, keluar kembali 2005 setelah fatwa 1980 Â bahwa Ahmadiyah Sesat dan Menyesatkan. Kepentingan luar tidak berhenti, 2015 wikileak membocorkan 600.000 surat diantaranya dua buah surat tahun 2012 dari Arab Saudi untuk Menteri Agama dan MUI yang menghendaki agar mendesak pemerintah untuk melarang Ahmadiyah di Indonesia dampaknya menteri agama kala itu Surya Darma Ali yang berpartai Islam secara terang-terangan ingin belajar ke Pakistan untuk melarang Ahmadiyah secara legal namun kemana ya kira-kira beliau sekarang ini? Ya, beliau sedang mendekam dibalik jeruji besi akibat korupsi dana umat Islam. Ini gerakan terstruktur dan massif.
Silih berganti penderitaan mendera pengikut Ahmadiyah teramat banyak masjid/rumah dirusak dan diratakan dengan tanah, pengikut dibacok sampai tewas di Lombok dan cikeusik, penyerbuan ke pusat nasional Ahmadiyah, kejadian Monas, pengungsi Transito yang belum pernah tuntas, kegiatan keagamaan/social  yang banyak mengalami gangguan dan segala bentuk intimidasi dalam bentuk perda, pergub, perwal dan sebaginya.
Sungguh banyak membuat orang takjub sikap dari Ahmadiyah bagaikan sinar cahaya menebus awan gelap, menerjang gelombang samudra yang tinggi menggulung dan tetap berbinar kemilauan bagaikan mentari di siang hari nan cerah; yang tidak membalas kejahatan dengan kejahatan tapi  menyerahkan semua kepada hokum NKRi serta berdoa kepada Allah Ta’ala.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H