Mohon tunggu...
Krisostomus Amzal Rumadjak
Krisostomus Amzal Rumadjak Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa STFT Widya Sasana, Malang

Laki-Laki

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tinjauan Teologis Bunda Maria, Sang Teladan Iman dan Kemurahan Hati

14 Februari 2022   16:56 Diperbarui: 14 Februari 2022   17:05 1823
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.adiutami.com/2019/09/bunda-maria-untuk-dihormati.html

Bacaan Injil Luk 1:39-56 terdiri dari dua bagian. Bagian pertama yaitu kisah Maria mengunjungi Elisabet (Luk1: 39-45) dan bagian kedua yaitu kidung pujian Maria atau yang disebut juga Magnificat (Luk 1: 46-56).

Bagian I (Luk 1: 39-45). 

                Perikop Luk 1:39-45 masih mempunyai keterkaitan dengan perikop Injil sebelumnya tentang "Pemberitahuan tentang Kelahiran Yesus"  (Luk 1:26-38). Maria mengunjungi Elisabet karena mendengar kabar dari Malaikat Tuhan bahwa Elisabet, saudarinya sedang mengandung anak laki-laki dan usia kandungannya sudah enam bulan (ay 36). Berdasarkan kabar dari Malaikat Tuhan, Maria bergegas untuk menemui Elisabet yang berada di Ein Karim. Ia berani untuk meninggalkan segala urusannya, ia berani melakukan perjalanan yang tidak mudah, ia berani berjalan ke pegunungaan (ay 39). Itulah keterkaitan antara Luk 1:26-38 dengan Luk 1:39-45.

            Maria tiba di rumah Zakaria, ia menyapa Elisabet (ay 40) dan ia mendapat sambutan yang baik dari Elisabet beserta bayinya (ay 42-44). Elisabet merupakan wanita mandul yang dipilih Allah untuk melahirkan Yohanes Pembaptis, nabi terakhir yang mempersiapkan jalan bagi Yesus. Ia dipilih Allah karena ia hidup dalam Roh Kudus. Roh Kudus yang sama mendorong Elisabet (ay 41)  untuk menyadari bahwa ia sedang dikunjungi oleh ibu dari seorang Mesias (ay 42-43). Ia beserta anaknya sungguh bersukacita (ay 44). Itulah tanggapan dari Elisabet karena telah dikunjungi oleh Maria ibu dari Sang Mesias.

            Selain itu, Elisabet membagi cerita kepada Maria (ay 45). Alasan Elisabet membagikan cerita kepada Maria yaitu permohonannya untuk memiliki keturunan telah dikabulkan Allah. Ia hamil di usia senja, sungguh peristiwa ini merupakan sebuah rahmat yang besar bagi Elisabet. Sehingga, ia berbagi cerita kepada Maria. Elisabet berkata "..berbahagialah ia yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana."

 Bagian II (Luk 1: 46-56).

            Maria menanggapi perkataan Elisabet dengan seuntai madah pujian yang sama dengan pujian dari Perjanjian Lama. Madah pujian dari Maria penuh dengan gema-gema pujian dari Perjanjian Lama, khususunya dari mazmur Hana (1Sam 2:1-10). Persamaanya terletak pada ungkapan kegembiraan dan kepercayaan terhadap perlindungan Ilahi.

            Maria mengawali tanggapannya kepada Elisabet dengan memuji nama Tuhan (ay 46-49). Alasannya karena Tuhan bersedia turun ke bumi untuk menyelamatkan manusia melalui dirinya. Pujiannya kepada Tuhan menunjukkan bahwa Maria sadar mengenai keberadaan Tuhan dan keberadaan dirinya  dihadapan Tuhan. Maria sungguh menyadari keberadaan Tuhan: dia menggangap Allah sebagai Juruselamat (ay 47); dia menganggap Allah sebagai Yang Maha kuasa dan Kudus (ay 49). Selain itu kesadaran Maria mengenai keberadaannya dihadapan Tuhan dapat dilihat dari perkataan Maria "sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hambanya." (ay 48).

            Maria dalam pujiannya menegaskan bahwa Tuhan akan membela orang yang percaya kepada-Nya dan meminta pertolongan kepada-Nya. (ay 50-53). Tetapi, Tuhan akan mencerai-beraikan orang yang congkak hati, Tuhan akan menurunkan orang-orang yang berkuasa, Tuhan menyuruh orang-orang kaya pergi dengan tangan hampa.  Artinya Tuhan mengimbau orang-orang yang beruntung untuk memperhatikan mereka yang kurang beruntung.

Maria memberikan bukti bahwa Tuhan pasti menepati janji-Nya (ay 54-55). Maria memberitahu bahwa Tuhan menolong Israel karena ia mengingat rahmat-Nya. (ay 54). Ingatan Tuhan akan rahmat berkaitan dengan perjanjian. Ia mengingat perjanjian yang pernah dilakukannya dengan bangsa Israel (Kej 17:7). Perjanjian-Nya bersifat kekal (ay 55). Kemudian ayat 56 menunjukkan bahwa Mari tinggal bersama Elisabet selama 3 bulan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun