Kecelakaan menimpa BRT (Bus Rapid Transit) Kota Semarang atau Trans Semarang Koridor 2 jurusan Terboyo-Sisemut pada 17 Juli 2016 Pukul 10 pagi. BRT menyenggol 1 mobil dan menabrak 4 motor yang terparkir di Pos Ojek di Kagok, Papandayan, Kota Semarang. Bus oleng setelah menabrak pos ojek dan tiang listrik. Dua orang dirawat di rumah sakit akibat patah tulang, sementara yang lain, termasuk petugas ticketing menjalani rawat jalan dengan luka lecet dan luka lebam akibat olengnya bus.
Beruntung sebenarnya bus ini mengalami rem blong tidak di Gombel ataupun di turunan Jatingaleh, karena kedua turunan ini ada di sebelum Halte Kagok, sangat curam, dan padat akan lalu lintas. Ada banyak alasan dari berbagai pihak. Namun saya tidak ingin mengambil alasan-alasan tersebut karena takut dikira pencemaran nama baik atau non-bukti. Jadi saya akan cerita yang saya tahu saja.
Saya sendiri punya mobil Civic 79. Saat ini kampas remnya sudah karatan karena dulunya sering dipakai ayah saya menerjang rob. Bayangkan saja jika BRT yang merupakan bus yang baru-baru terkena dampak rob? Tentu saja resikonya lebih besar. Sebenarnya apa saja sih dampak rob untuk kendaraan, utamanya bus? Salah satu dampaknya adalah rem berkarat.Â
Nah inilah penyebab kecelakaan BRT di Kagok, REM BLONG. Bisa ditebak karena apa remnya blong, karena kampas dan piringan rem mudah berkarat setelah menerjang banjir rob. Akibatnya rem bisa sulit digerakkan dan bleng, oleng. Potensi kerugiannya jika saya ambil dari sini. Tapi ternyata kerugiannya tidak hanya segitu, tetapi juga kendaraan dan nyawa, jika terjadi kecelakaan.
Jelas saja Kecelakaan bus ini adalah kerugian terbesar dari BRT Kota Semarang dan harus ada evaluasi menyeluruh baik terhadap manajemennya maupun kendaraannya. Bahkan warga memiliki Group Facebook MIK Semar yang isinya kebanyakan Mengkritik BRT. Tidak hanya itu, segala macam media sosial milik BRT Kota Semarang menjadi sasaran keluhan warga soal BRT. Apalagi Media Sosial milik sang wali kota, Mas Hendi alias Hendrar Prihadi juga sering kena amarah masyarakat soal BRT.Â
Tapi yang saya salut, teman-teman BRT Kota Semarang sangat solid, diterpa badai omongan masyarakat yang selalu negatif, mereka bisa melayani dengan cekatan. Tak hanya omongan Pak Joko Umboro semata (yang merupakan Kepala BLU BRT Kota Semarang) namun saya lihat sendiri petugas di lapangan. Saya sendiri pernah main ke pool mereka di Terboyo, merasakan pusingnya mereka dan keceriaan di tengah-tengah itu semua.
Saya juga bersyukur, saat kecelakaan hanya 22 orang yang menumpang. Biasanya jika penuh, penumpangnya bisa sampai 60 orang berdesakan. Bayangkan saja berapa orang yang akan celaka bila begitu ceritanya. Meskipun saya menyatakan sedih karena 22 orang tetaplah nyawa orang. Kalau mereka terluka, jelas sekali 22 jiwa yang ga cuma baper, tetapi juga sangat sakit hati. Namun perlu diingat. Bahwa pada tahun 2015, terjadi 27.000 kematian akibat kecelakaan lalu lintas, dan 90 persennya adalah dari SEPEDA MOTOR PRIBADI, sehingga naik bus dan angkutan umum masih lebih aman dibanding naik sepeda motor.
- Alihkan bus koridor yang mendatang untuk menjadi armada tambahan Koridor 2. Saya sendiri menghitung minimal koridor 2 butuh 60 bus ukuran sedang atau 30 bus ukuran jumbo.
- Adakan bus cadangan, jangan semua bus terjun ke lapangan. Di Singapore sendiri, ada yang namanya bus cadangan jika sewaktu-waktu bus yang beroperasi mengalami 'kerusakan kecil'. Perlu di-bold: kerusakan kecil.
- Segera bangun MRT di Kota Semarang. Eh... Jangan dulu. MRT kalau memang ga ada dananya. Kalau perlu gunakan jalur kereta yang sudah ada untuk mengangkut penumpang, ga perlu bangun stasiun besar, stasiun kecil yang ada sekarang bisa jadi poin transit naik turun penumpang PT KAI dan Pemerintah Kota Semarang seharusnya bisa mengupayakan seperti halnya KRL di Jakarta. Ingat, Kota Semarang adalah kota pertama di Indonesia dengan sistem perkeretaapian. Jangan sampai kita kalah dengan kendaraan pribadi.
- Sebaiknya daerah-darah rob dihubungkan dengan perahu karet atau perahu biasa, seperti di Venesia. Seriusan, mending digenangkan sekalian kemudian digalakkan transportasi umum menggunakan air.
SUMBER