Ada sebab ada akibat. Kritik, saya rasa ada juga karena ada sebuah sebab yang melatarbelakanginya. Entah masalah personal si pengkritik dengan yang dikritik atau justru masalah substansi dari hal yang dikritik. Entah...
Terlepas dari masalah personal ataupun substansi yang menjadikan kritik tersebut mengemuka, pemaknaan yang salah, sedikit saja, bisa menjadikan kritik dianggap sebagai pengekangan atas kebebasan orang berekspresi. Tapi setidaknya dengan adanya sebuah kritikan, membantu melihat suatu hal dari  sudut pandang yang berbeda.
Bahwa kritik bisa membangun, kritik bisa juga dianggap sebagai pengekangan atas kebebasan berekspresi, 2 hal yang sama sekali berbeda. Semua ini kembali kepada diri si penerima kritik. Bahkan ketika menempatkan kritik sebatas racauan seseorang, yang tidak perlu untuk diperhatikan. Sah sah saja.
Maka, saya akan menutup racauan saya ini dengan: Keterbukaan kita menerima pendapat orang lain, kesediaan kita menerima kritik dari orang lain, adalah penerimaan tentang diri. Setelah itu adalah memaknai.
Dan, idealnya, jangan hanya mengkritik, tapi sertakan juga rekomendasi atau solusi sekaligus. :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H