Cerita di tanah jiran yang bertujuan menghadiri acara saudara sudah menyelesaikan pendidikannya. Pengalaman pertama untuk mengetahui negara tersebut, mencari makanan terenak disana. Tengah malam di waktu dini hari sampai di pusat kota bersama mata yang masih terbuka dan harus mengisi rasa lapar di perut. Terpilih makanan nasi lemak menjadi tempat pertama. Namun salahnya intuisi ini malah memilih kopi di waktu yang tidak tepat. Penyesalan itu hadir di esok hari karena ternyata kopi tersebut sangat pahit sekali. Dan membuat perut ini sangat begah dan sedikit tidak nafsu makan. Namun tetap makanan harus di santap juga, karena kegiatan sehari-hari berjalan akan membutuhkan energi besar.Â
Penginapan yang  kebanyakan imigran bekerja sebagai tukang pijit yang menawarkan di depan toko. Kebanyakan mereka muncul di tengah malam. Pertama kali melewati area tersebut merasa risih. Namun itu pekerjaan mereka untuk memenuhi kebutuhannya, di saat harus jauh dari negaranya. Kebutuhan keluarga yang mereka utamakan, dan berbagai macam faktor lain.Â
Balik ke cerita kebetulan tempat makan yang di tuju sekitar Bukit BIntang. Semua orang aktif dan keluar rumah atau penginapan di malam hari hingga jam 2 pagi. Di sekitar wilayah tersebut banyak sekali klubing. Hingga mau tidur di penginapan suara lagu dari klubing masih terdengar.Â
Hari pertama di sana sangat berkesan walau kepala terasa pusing saat melihat berbagai macam manusia di luar sana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H