Mohon tunggu...
Amy Arminadya Awani
Amy Arminadya Awani Mohon Tunggu... -

PGSD.UNJ'14

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Resume Buku Totto Chan: Gadis Cilik Di Jendela

24 Agustus 2014   20:49 Diperbarui: 4 April 2017   16:40 16074
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14088636921769840768

Totto Chan : Gadis Cilik di Jendela

Karya : Tetsuko Kuroyanagi

Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama

Tahun Terbit: 2007 (Juni, Cetakan XIII)

Tebal : 272 halaman

Resume ini dibuat untuk melengkapi tugas MPA 2014

Oleh : Amy Arminadya Awani

Fakultas : Ilmu Pendidikan

Jurusan : PGSD

Nim : 1815142123

Buku ini bercerita tentang seorang anak gadis yang bernama totto chan, Nama aslinya adalah Tetsuko Kuroyanagi, yang tak lain adalah pengarang buku ini dia menuliskan pengalamannya semasa kecilnya sendiri di buku ini. Ayahnya memanggil dia dengan sebutan totski.

Totto chan adalah seorang anak kecil yang penuh semangat masuk ke sekolah dasar, namun di sekolah pertama si totto chan dikeluarkan karena sikapnya yang kadang dianggap aneh oleh gurunya. Kebiasaannya seperti memandang keluar jendela berlama-lama, menunggu rombongan pemusik jalanan, membuka tutup meja secara berulang-berulang kali membuat habis kesabaran bu gurunya. Akhirnya mama totto chan memutuskan untuk mencarikan sekolah lain yang bisa menerima totto chan.

Setelah dikeluarkan dari sekolah, Totto-chan didaftarkan oleh ibunya ke sekolah Tomoe ( Tomoe Gakuen ). Di sekolah barunya Totto-chan merasa sangat gembira. Hal tersebut dikarenakan apa yang dijalaninya di Tomoe sangat berbeda dari sekolahnya yang lama bahkan mungkin sekolah-sekolah lainnya pada waktu itu. Di Tomoe, murid-murid belajar di gerbong kereta yang dijadikan sebuah kelas, sehingga Totto-chan dan teman-temannya dapat belajar sambil menikmati pemandangan diluar gerbong dan membayangkan sedang melakukan perjalanan. Selain itu, di Tomoe murid-murid diperbolehkan untuk mengubah urutan pelajaran sesuai keinginan mereka. Hal-hal itulah yang membuat sekolah tersebut menjadi unik.

Di Tomoe, Totto-chan tidak hanya belajar mengenai pelajaran akademis semata, tetapi dijuga belajar tentang nilai-nilai kehidupan, seperti tentang persahabatan, rasa hormat, menghargai dan menghormati orang lain serta kebebasan untuk menjadi diri sendiri.Meskipun mungkin dia belum saja menyadarinya. Totto-chan mengalami berbagai kisah dan cerita dalam kehidupan sehari-hari yang dilaluinya di Tomoe Gakuen, tentunya juga dengan kepolosan yang dimiliki.

Sistem pendidikan di Tomoe Gakuen sangat berbeda dengan sekolah konvensional lainnya. Di sana, murid-murid boleh mengubah urutan pelajaran sesuai dengan minat mereka. Ada yang memulai dengan belajar fisika, ada yang memilih menggambar, ada yang ingin belajar bahasa dulu, pokoknya bebas. Tak jarang pula kepala sekolah mengajak jalan-jalan para murid sambil menjelaskan apa saja yang mereka lihat saat jalan-jalan. Tanpa disadari oleh para murid, mereka telah belajar banyak hal, dengan cara yang sangat menyenangkan. Belum pernah Totto-chan merasa segirang ini saat bersekolah. Ia merasa kerasan di Tomoe Gakuen. Selain karena cara belajarnya menyenangkan, ia juga punya banyak teman dan Kepala Sekolah yang sayang pada semua murid. Totto-chan yang tadinya dianggap nakal ternyata adalah anak yang baik. Hal ini terlihat dari betapa ia sangat menyayangi teman-temannya, yang beberapa di mereka memiliki cacat fisik.

Kita bisa mengambil kesimpulan bahwa dalam proses belajar mengajar dalam pendidikan anak usia sekolah dasar berbeda dengan anak-anak usia sekolah menengah. Para murid sekolah dasar lebih senang belajar dengan metode yang berbeda. Yaitu biasa disebut bermain sambil belajar. Para siswa SD menyenangi metode balajar yang menyenangkan dan tidak monoton.

Dalam kurikulum pendidikan Sekolah Dasar Indonesia menerapkan belajar sesuai dengan apa yang sudah di atur di kurikulum. Para siswa mau tidak mau suka tidak suka harus mengikuti semua pelajaran yang mungkin sebagian dari mereka menganggap pelajaran tersebut tidak menarik atau malah membuat stres. Hal ini membuat semangat belajar para siswa/i Sekolah dasar menjadi menurun.

Kita bisa mencontoh sekolah Tomoe Gakuen dalam novel ini yang memperbolehkan siswa nya untuk belajar sesuai minat dan kemampuan mereka. Setiap siswa/i pasti memiliki kesenangan masing-masing yang dapat mereka kembangan sejak dini. Namun keharusan untuk Belajar pelajaran pokok seperti Matematika Bahasa Dan ilmu pengetahuan bisa di terapkan dalam metode yang berbeda dan menyenangkan agar para murid tidak bosan dengan materi-materi yang diberikan. Setelah itu para siswa/i boleh mengikuti kegiatan yang mereka gemari seperti bermain musik menari atau olahraga.

Sekian resume buku novel Totto chan Gadis Cilik di Jendela  ini yang saya buat dilihat dari segi pendidikan. Semoga setelah selesai membaca resume ini akan ada wawasan, pengalaman dan pemahaman baru yang nantinya dapat kita diskusikan dan bagikan untuk orang lain. Semoga bermanfaat sekian dan terimakasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun