Mengapa demikian (?), salah satunya, tidak adanya hubungan langsung dan tegas antara per-beda-an (di antara anggota masyarakat) dan per-selisih-an (di antara anggota masyarakat) dapat menjawab hal tersebut, melainkan, perbedaan dan perselisihan menjadi berhubungan karena (kemungkinan hal yang saya pertanyakan di atas,) diantaranya (apa) terdapat "perlakuan atau kepentingan tertentu" (?), sehingga secara sederhana berstruktur berikut: per-beda-an - - - "perlakuan atau kepentingan tertentu" - - - per-selisih-an, (tentunya hal ini tetap perlu dipandang berbeda/berlainan dari per-beda-an "dengan perlakuan atau kepentingan tertentu" yang menciptakan faedah bagi kehidupan bersama masyarakat sebagaimana disampaikan di atas, bukannya per-selisih-an).
Hal ini sangat sederhana, namun tidak demikian dalam aktualisasinya di keseharian kita, karena bergantung pada pola pandang/pikir dan penyikapan kita masing-masing beserta segenap anggota masyarakat lainnya.
Nah, dari hal yang sangat sederhana itu diharapkan kita semakin jernih dalam memandang/memikirkan, menanggapi, atau menyikapi situasi tertentu karena ada faktor "perlakuan atau kepentingan tertentu" itu (yang perlu menjadi konsen tersendiri dan upaya positif bersama guna menciptakan faedah bagi kehidupan bersama masyarakat) agar terhindar dari / dapat mencegah / tidak timbul: perselisihan, terlebih menjelang ajang politik besar atau kepentingan kelompok tertentu.
Dari pemahaman tersebut, dapat kita sarikan bahwa per-beda-an bukan alasan / bukan berarti per-selisih-an; tapi per-beda-an merupakan pangkal faedah bagi kehidupan bersama masyarakat, ingat, ke-bersama-an.
Contoh sederhana: berbeda-beda suku (dengan budaya kedaerahannya) salah satunya merupakan faedah kuliner kedaerahan yang beragam untuk merayakan kehidupan bersama masyarakat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Salam rahayu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H