Diplomasi Indonesia dengan Malaysia dan Filliphina
Terkait pembebasan WNI dari Abu Sayyaf
Kelompok Abu Sayyaf juga dikenal sebagai Al Harakat Al Islamiyya adalah sebuah kelompok separatis yang terdiri dari milisi islam yang berbasis disekitar kepulauan selatan Fillipina, antara lain Jolo, Basilan, dan Mindanao. Kelompok ini sering disebut pula sebagai kelompok teroris karena konsep perjuangan mereka yang berideologi islam garis keras atau islam radikal. Kelompok ini memiliki seorang ketua atau pimpinan yang dijuluki sebagai Khadaffi Janjalani.Â
Dalam perkembangannya kelompok ini sudah melakukan berbagai aksi yaitu pembajakan kapal-kapal yang melewati territorial dari wilayah kelompok tersebut mereka tidak berpandangan bahwa itu muslim atau non muslim dan tidak segan-segan untuk membunuh tawanannya apabila keinginan dari kelompok tersebut tidak terpenuhi apa yang mereka inginkan. Baru-baru ini terdapat kasus yang menyeret warga Negara Indonesia yang ditawan oleh kelompok tersebut yakni kapal tunda brahma 12 dan kapal tongkang Anand 12 yang membawa 7.000 ton batu bara dan 10 orang awak kapal warga Negara Indonesia, hal ini terkait dengan kedua Negara antara Fillipina dan Indonesia bagaimana caranya untuk melepas warga Indonesia tersebut dan kabarnya pihak Malaysia bersedia untuk membantu dalam operasi militer yang dilakukan Indonesia apabila terjadi keadaan darurat yang dialami oleh Indonesia dalam operasi militer tersebut.
Indonesia perlu melakukan hal yang luar biasa dalam kasus ini untuk segera melakukan pembebasan warga negaranya ditangan perompak abu sayyaf yang berada di filliphina karena jelas ini merupakan suatu masalah integritas dari kinerja tentara nasional Indonesia yang akan menjadi tulang punggung dalam pembebasan tersebut. Namun, disaat yang bersamaan Indonesia tidak begitu saja melakukan sesuatu yang menurutnya dianggap benar karena filliphina juga merupakan Negara yang memiliki peraturan hukum yang harus diperhatikan oleh pemerintah Indonesia dengan bijak dan seksama. Jadi, Indonesia perlu melakukan hubungan luar negeri dengan filliphina melalui berbagai macam diplomasi yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia sehingga apa yang ada didalam peraturan hukum yang berada dilingkungan filliphina tidak dilanggarnya.
Analisis yang bisa diberikan adalah bahwa dalam keadaan yang seperti ini pihak Indonesia tidak bisa langsung melakukan operasi militer dengan langsung karena tidak bisa melanggar otoritas dari Negara Fillipina namun pihak Indonesia terus mendesak agar pihak fillipina bisa menjamin keselamatan warga Negara Indonesia, apa yang dilakukan oleh kementrian luar negeri atau kemenlu memang sudah sesuai dengan prosedur yang dilakukan yakni melakakun diplomasi terlebih dahulu dan berdiskusi oleh pihak Filliphina atau melakukan pertemuan mencari sebuah solusi yang terbaik demi keselamatan warga Indonesia namun apabila diplomasi tersebut tidak mendapatkan apapun atau solusi maka yang seharusnya dilakukan oleh Indonesia adalah mendesak pemerintahan Filliphina untuk segera mengizinkan operasi militer yang akan diadakan oleh Indonesia karena hanya dengan jalan satu-satunya pihak Indonesia bisa membebaskan warga negaranya.
Maupun akan berakibat jatuhnya korban karena hal ini harus dilakukan dan tidak bisa terus selalu menunggu pihak Filliphina yang tidak tahu akan kejelasan kedepannya mengingat bukan hanya nyawa warga Negara Indonesia yang harus dilindungi dimanapun dan dalam keadaan apapun melainkan integritas suatu Negara. Hal ini juga menyangkut keluarga yang menjadi korban dari tawanan tersebut karena bagaimanapun keluarga ini ingin anaknya atau saudaranya selamat dari perompak tersebut dan kembali ke Indonesia oleh karena itu pihak Indonesia harus terus mengintervensi pihak Filliphina agar melakukan keputusan secara cepat dan efektif apabila tidak ingin terjadinya korban dan kerugian yang dialami kedua Negara tersebut dalam hal ini kerugian yang dialami pemerintah Filliphina ialah bahwa akan dianggap tidak bisa melakukan pemberantasan teroris dinegaranya dan akan dianggap lemah oleh Negara yang lainnya.Â
Terkait adanya pihak Malaysia yang bersedia membantu operasi militer yang dilakukan oleh Indonesia apabila dalam keadaan darurat hal ini menjadi sebuah hal yang positif bagi kedua Negara antara Indonesia dan Malaysia yang akhir-akhir ini sering bersitegang antara keduanya terlebih lagi adalah untuk memperbaiki hubungan kedua Negara tersebut tetapi yang perlu dicatat ialah bahwa antara Indonesia dan Malaysia kurang mengetahui keadaan medan tersebut dan bagaimana penyebaran kelompok abu sayyaf tersebut berada karena ini hanya diketahui oleh pihak Filliphina yang tentunya sudah mengerti medan tersebut dan penyeberan kelompok tersebut karena kelompok ini sering melakukan aksi-aksi yang tentunya sudah sering dialami namun kelompok ini belum tuntas juga untuk diberantas.
Kesimpulan dari analisis yang dapat disampaikan adalah Indonesia harus terus berupaya melakukan diplomasi yang intens dengan pemerintah Filliphina dengan begitu tidak akan ada kesalahan komunikasi diantaranya kalaupun terdapat bantuan oleh Malaysia ataupun Negara lainnya hal ini perlu dicermati apakah perlu pihak ketiga untuk melakukan pemecahan permasalahan atau kasus seperti ini sehingga menjadikan pertimbangan yang khusus oleh pemerintah Indonesia saat ini.
Namun, Indonesia pula harus memandangnya secara positif apabila Negara tersebut ingin membantu setidaknya memberikan apresiasi kepada Negara tersebut karena ingin membantu kasus ini terutama untuk Malaysia yang ingin membantu karena Negara tetangga ini kiranya selalu terdapat gesekan antara Indonesia dengan Malaysia sejak dulu mungkin ini menjadi titik balik untuk hubungan Indonesia dengan Malaysia. Dalam perjalanannya Indonesia hanya fokus terhadap penyelamatan warga negaranya untuk pembebasan entah melalui diplomasi ataupun dengan operasi militer, kemudian apabila sudah tidak ada lagi jalan keluarnya terhadap diplomasi tersebut baru Indonesia mulai memperhitungkan bantuan dari negara yang lainnya.
Solusi dari analisis dan penjelasan diatas adalah segera melakukan pembebasan oleh warga Negara Indonesia karena apabila terus berlarut-larut akan menyebabkan terjadinya korban apabila tidak segera cepat melakukan pembebasan tentunya ini akan merugikan pihak Indonesia kemudian apabila kasus ini lama ditangani akan mengakibatkan hubungan antara Indonesia dan Filliphina bisa menjadi pecah karena kasus ini yang tak kunjung selesai hal ini juga yang dapat merugikan bagi kedua Negara di asia tenggara ini selanjutnya adalah menyambut hal positif yang dilakukan oleh pihak Malaysia yang ingin membantu operasi militer apabila dalam keadaan darurat, yang dimaksud disini adalah bahwa dari ketiga Negara tersebut yakni Indonesia, Malaysia, dan Indonesia perlu duduk bersama dalam menyelesaikan permasalahan ini agar tidak terjadi kembali kasus seperti ini.Â