literasi digital dapat diartikan sebagai kemampuan membaca dan menulis yang dibentuk dalam digital. Bentuk literasi digital kini banyak kita temui di internet ataupun di perpustakaan kota dan perpustakaan daerah. Bahkan sekarang banyak sekali buku-buku yang berbentuk virtual jadi kita bisa membuka buku itu kapan saja dan di mana saja. Dengan adanya literasi digital ini cukup menguntungkan bagi masa sekarang.
Namun tentunya literasi digital ini juga mempunyai sisi positif dan negatifnya. Jika dilihat dari sisi positifnya kita akan lebih mudah mendapatkan informasi dan bahkan lebih mudah untuk menambah wawasan ilmu yang kita punya dari mana saja dan kapan saja dan di manapun itu. Dan jika dilihat dari sisi negatifnya, terkadang orang-orang atau oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab menggunakan literasi digital ini untuk membahayakan orang lain seperti mengambil data-data pribadi orang lain dan bahkan sampai menyebarkan berita-berita hoax yang belum tentu kebenarannya. Maka dari itu untuk menghindari hal-hal yang buruk terjadi kita bisa menerapkan perilaku menyaring terhadap segala informasi yang kita terima.
Praktisi Humas Pemerintahan ini menjelaskan, ada empat pilar literasi digital yang harus dipahami. Empat pilar literasi digital tersebut di antaranya adalah digital skills, digital culture, digital ethics dan digital safety. Digital skill mencakup tentang kemampuan atau kecakapan untuk memanfaatkan media digital dalam kehidupan sehari-hari. Digital culture atau budaya digital terkait wawasan kebangsaan dalam berinteraksi di ruang digital, digital ethics atau etika digital terkait menjaga sikap dan menyesuaikan diri untuk tetap rasional, serta digital safety yang mencakup keamanan informasi.
Contoh Literasi Digital :
1. Menggunakan mesin pencari untuk menghimpun informasi
2. Memanfaatkan perangkat dan aplikasi pribadi
3. Memanfaatkan platform belajar online
4. Menentukan validitas suatu sumber
Contoh Kegiatan Literasi Digital :
1. Penyediaan kelas virtual sehingga siswa dapat belajar kapan saja dan di mana saja.
2. Berkomunikasi antarwarga sekolah menggunakan teknologi digital seperti email dan media sosial.
3. Pengarsipan digital.
